Senin, 20 Februari 2017

Safir, Permata Langit yang Tercipta di Dalam Bumi

Inilah kalimat yang tepat untuk menggambarkan Safir: Pesona yang Tak Terelakkan. Begitulah pujian terhadap keindahan alami permata yang masih saudara kandung Rubi ini.


Blue Safir 
Safir akan sangat mempesona siapa saja yang memandangnya. Warna birunya mantap dan sangat menawan. Warna biru dikatakan cermin dari kelembutan, kehangatan, keceriaan, cinta, hidup dan harmoni.

Semuanya terangkum dan terwujud dalam permata nan kharismatik ini. Berikut adalah kisah permata kahyangan yang terbagi dalam 3 tulisan, selamat membaca!

Tak peduli siapapun dia, ahli permata atau penggemar batu pasti tak bisa mengelakkan pandangan kagumnya dari pesona Safir, yang tergolong batu mulia di samping Intan/Berlian, Rubi, dan Zamrud.

Safir datang ke Bumi dengan pelbagai nuansa biru yang indah dan memandang permata ini seperti menyaksikan keindahan langit di atas dunia.

Karena ketahanan, kekerasan dan luster yang dimilikinya, Safir tergolong permata paling berharga dan paling bernilai tinggi di antara semua permata berwarna biru.

Safir
Safir Logan (kiri) dalam cut cushion 423 c, Blue Safir paling besar yang dipajang bagi publik dan kalung Hall Sapphire yang terdiri dari 36 Safir (total 195 c) yang dipadu Berlian, keduanya dipajang dan tersimpan di Smithsonian Institute. Origin Safir: Srilangka.
Warna birunya tersedia mulai dari biru pagi yang cerah sampai biru nan ceria di musim panas. Namun permata kahyangan ini tidak hadir dalam nuansa biru bening saja.

Ia juga hadir dalam nuansa cahaya yang berupa-rupa yang akan mengingatkan orang pada warna-warna langit ketika matahari mulai terbit sampai terbenam.

Safir tidak hanya berwarna biru
Biru memang warna utama safir, dan biru adalah warna favorit hampir 50% pria dan wanita. Warna ini melambangkan simpati, harmoni, persahabatan dan kesetiaan. Tapi ada juga Safir dengan warna indahnya yang lain.

Ada Safir oranye bak cahaya sinar mentari yang bermain di langit pagi atau sore. Safir jenis ini dikenal dengan istilah khusus, ‘padsparadscha’.

Padsparadscha
Di samping itu terdapat Safir kuning cerah, pink, hijau, ungu sampai kecoklatan dan hitam. Dari warna-warninya yang mewakili keindahan cahaya langit, tampaknya Safir bagai permata yang dijatuhkan dari langit walau sejatinya ia terbentuk dan ditemukan jauh di dalam perut bumi.

Nama-nama Safir di dalam istilah umum/perdagangan
Batu ini sudah lama populer baik di dalam dan di luar negeri. Di Indonesia sendiri Safir dikenal dengan berbagai nama, di antaranya Nilam atau Yakut, Nilam Kemukus, Mirah Bening, Mirah Cempaka, Kecubung Kencana, Mirah Kenanga, dan Biduri Jambe.

Nilam atau Yakut untuk Safir warna biru, Mirah Cempaka untuk Safir kuning, Biduri Jambe untuk Safir kecoklatan. dan Kecubung Kencana adalah safir cantik berwarna ungu.

Di perdagangan internasional nama batu ini secara umum adalah : Bue Sapphire, Star Sapphire, White Sapphire, Green Sapphire, Yellow Sapphire, Pink Sapphire, Purple, Brown dan Black Sapphire.


Safir
Warna-warni Safir
Varietas Safir oranye dengan semburat lembut warna pink memiliki nama yang khusus, yaitu padsparadscha, yang artinya ‘bunga lotus’. Bisa jadi inilah safir paling mahal di antara nonblue Sapphire.

Namanya memang berbeda-beda namun semua mengacu pada batu mulia yang sama. Karena memiliki warna tertentu tak heran jika batu cantik ini memiliki banyak nama.

Asal kata Safir
Kata Safir berasal dari bahasa Latin, 'sappheiros' yang artinya biru yang sebelumnya dikenakan untuk permata Lapis Lazuli, yang lebih dulu populer. Kata ini konon diucapkan pertama kali oleh seorang filsuf Yunani bernama Theophrastus.

Aristoteles menyebutnya sebagai Yacut, yang asalnya dari bahasa Arab dan berarti batu bening berwarna biru. Bangsa Yunani sendiri menyebutnya Yacinth. Kelak di kemudian hari oleh para gemolog, permata itu ditetapkan dengan nama Safir (Sapphire).

Mineral pembentuk Safir adalah korundum, jadi masih saudara kandung Rubi. Maka sifat fisik dan kimianya identik dengan permata merah itu. Kekerasannya pun sama dengan rubi, 9 pada skala Mohs.

Perbedaannya terletak pada elemen penyusup. elemen penyusup Safir adalah besi (Fe) dan titanium (Ti), sehingga meskipun kristalnya sama dengan Rubi, Safir ditakdirkan tidak berwarna merah.

Permata dalam kelompok korundum adalah mineral Al2O3 (alumunium oksida) yang terkristalisasi jauh di dalam perut bumi, di tempat di mana mereka diciptakan.

Mineral ini sejatinya tidak berwarna atau bening. Masuknya senyawa-senyawa lain ketika kristal ini masih berupa cairan panaslah yang menyebabkan timbulnya warna pada turunan permata yang dihasilkannya.

Mineral induk Rubi dan Safir, secara mineralogi dinamakan korundum, yang bening tidak berwarna, setelah dibentuk permata namanya jadi White Sapphire, terkadang dijadikan subtitute (pengganti) Berlian.
Rubi adalah korundum dengan senyawa elemen penyusup Cr (chrome/krom), sementara Safir adalah korundum dengan elemen penyusup besi (ferrum/besi) atau titanium.

Zat-zat atau ion-ion penyusup dalam mineral utama inilah yang bertanggung jawab akan munculnya berbagai warna pada permata ini.

Baca juga: Batu Safir, Cuts dan Kualitas Terbaik si Permata Kahyangan

Tidak ada komentar :

Posting Komentar