Senin, 20 Februari 2017

Pesona Safir si Permata Kahyangan

Masih ingat cerita tentang Safir sang permata dari Kahyangan itu? Ini adalah bagian ketiga dari tiga tulisan tentang permata nan sangat mempesona ini.


Kalung Hall Sapphire yang terdiri dari 36 buah blue Safir (total 195 c) dipadu Berlian,  didesain oleh Harry Winston,Inc, National Museum of Natural History, Washington DC(origin: Srilangka).
Bagian pertama dan kedua dapat anda baca di sini dan di sini. Kini kita akan membicarakan tentang bentuk asahan Safir yang umum terdapat di pasaran. Selamat membaca dan semoga memperkaya khazanah pengetahuan anda.
***

Umumnya Safir transparan diasah dalam bentuk facet (berjenjang) seperti halnya Berlian atau Rubi. Bentuk gosokan itu meliputi round, cushion, heart, oval, radiant, marquise, pear, dan berbagai variasinya seperti tampak pada diagram di bawah ini.


Namun jika diinginkan dapat juga diasah cabochon (dome/kubah pada permukaannya atau terkadang dengan alasnya) terutama untuk Safir opaque (tidak tembus cahaya) atau semi opaque.

Asahan/gosokan seperti itu akan menghasilkan Safir dengan asterism atau Star Sapphire/Safir berbintang. Safir dengan bintang bersayap enam atau lebih tergolong permata yang sangat mahal.
Blue Star Safir
Harap diperhatikan, bahwa yang sangat mahal ini adalah Safir berkualitas tinggi dengan kualifikasi untreatment, atau tidak mendapat lakuan khusus non alamiah, seperti pemanasan (heated/H) atau glass filled/GF.

Rough/Kristal mentah yang di dapat benar-benar apa adanya dan relatif tidak memiliki cacat, seperti inklusi (zat-zat penyusup seperti gas, mineral lain) yang berlebihan atau kasat mata.

Safir GF berarti batu tersebut mempunyai banyak retakan yang ‘diisi’ glass/kaca jenis khusus untuk menutupi retakannya. Kualitas Safir hasil pemanasan biasanya lebih baik dari glass filled (tidak terlalu banyak atau bebas dari retakan halus di dalam batu).

Biasanya yang digunakan adalah kaca khusus super jernih bernama cobalt glass, proses pengisian kaca kobalt ini dilakukan melalui pemanasan.

Kaca Kobalt
Kaca Kobalt
Sementara untuk kategori treatment H (heated), adalah batu yang dipanaskan pada suhu konstan selama beberapa jam atau beberapa hari untuk meningkatkan kualitas warna dan kecerlangannya.

Batu yang banyak beredar di pasaran Indonesia adalah kategori GF, harganya murah meriah, kisaran ratusan ribu saja. Kategori H (heated) lebih mahal, bisa beberapa juta bahkan beberapa puluh atau ratus juta per butirnya, di mana harga ini pun dipengaruhi pula oleh ukuran/carat-nya.

Pojok kiri atas dan kanan bawah Safir sebelum dan sesudah melalui proses heated dan alat untuk memanaskan batu baik secara tradisional maupun yang lebih modern.
Safir juga dibuat tiruannya di laboratorium, di pasaran terkenal dengan nama ‘American Star’, meski cukup indah tentu saja tidak sebanding dengan keindahan Safir alam, harganya pun murah.

Spesies paling mahal adalah Safir dengan kualifikasi untreatment, mulai ratusan ribu sampai beberapa puluh/ratus juta/carat-nya, varietas ini tidak mudah didapat karena sangat langka.

Safir
Safir Logan (kiri) dalam cut cushion 423 c, Blue Safir paling besar yang dipajang bagi publik dan kalung Hall Sapphire yang terdiri dari 36 Safir (total 195 c) yang dipadu Berlian, dipajang dan tersimpan di Smithsonian Institute dan  National Museum  off Natural History, Washington DC (origin: Srilangka).
Untuk membedakan Safir alam hasil olahan (heated atau glass filled) dengan yang untreatment diperlukan keahlian seorang gemolog, anda dapat memeriksakan kualitas Safir anda di lab-lab batu permata yang sekarang banyak terdapat di sentra-sentra penjualan permata di kota-kota besar.

***
Kembali ke istilah asterism atau permainan cahaya berbentuk bintang pada permukaan batu. Asterism pada Safir biasanya nampak lebih terang daripada bintang pada Rubi.

Hal yang mungkin disebabkan karena kontras antara warna biru dengan cahaya putih peraknya yang berkilauan. Asterism atau star pada Safir disebabkan adanya mineral rutil yang berbentuk jarum halus.

Star Sapphire
Sayangnya populasi Safir berkualitas tinggi dengan display bintang termasuk langka. Dari setiap mineral yang ditemukan di tambang Safir di seluruh dunia, persentasinya tergolong kecil

Srilangka dan Myanmar terkenal sebagai Penghasil terbanyak Star Sapphire di dunia, sejak dahulu bahkan sampai saat ini. Beberapa Star Sapphire terkenal yang kini disimpan di museum-museum dunia berasal dari Srilangka.

Beberapa di antara mereka memiliki berat lebih dari 100 carat (lebih dari 20 gram, 1 carat = 0,2 gr). Seperti Safir dengan nama Star of Artaban (287,3 carat) yang kini disimpan di Smithsonian Institute dan Star of India seberat 563 carat yang dimiliki American Museum of Natural History.

Keunikan Star of India yang biru keabuan adalah bintang pada kedua sisi nya. Sementara Star Sapphire yang diyakini paling besar dan terindah adalah Safir tanpa nama dengan berat 393 carat milik State Gem Corporation, origin Safir berwarna keunguan ini juga Srilangka.

Star Sapphire
Safir Star berukuran ekstra besar, searah jarum jam, Star of Artaban (Srilangka), Star of Asia (Myanmar/Burma), Star of  Bombay (Srilangka) dan sebuah Safir tak bernama. Credit: wikipedia
Di banding Srilangka, Safir star dari Myanmar yang berukuran besar ternyata lebih langka, hanya satu yang kini tersimpan di Smithsonian Institute, namanya Star of Asia.

Bobot Safir itu 330 carat dengan warna biru keunguan. Safir star berukuran besar dari tambang di Myanmar memang tidak sebanyak Srilangka, negeri itu lebih dikenal sebagai penghasil Safir dengan warna-warna yang indah.

Baca juga: Safir, Permata Langit yang Tercipta di Dalam Bumi

Tidak ada komentar :

Posting Komentar