Rabu, 01 Maret 2017

Kalsedoni, Kelompok Permata yang Paling Banyak Varietasnya

Chalcedony/Kalsedoni adalah permata Quartz kriptokristalin yang terbentuk dari campuran antara kristal quartz dengan 5% sampai 20% kristal moganite (polymorf dari quartz)


Chalcedony
Permata ini masih keturunan Quartz dari kelompok kuarsa kriptokristalin. Susunan kristalnya sangat kecil, kompak dan halus sehingga tak bisa dilihat bahkan oleh mikroskop optikal. Beberapa spesies memiliki struktur kristal yang 'lebih besar' dan masuk dalam kelompok kuarsa mikrokristalin.

Untuk beberapa lama mineral ini dianggap memiliki tekstur (daging batu) yang berserat atau fibrous. Namun sejak tahun 2007 diketahui Kalsedoni adalah gabungan antara Quartz dan Moganite.

Salah satu varietas Chalcedony, Green Agate (foto: by rockcrystal)
Kedua-duanya adalah kristal silika namun dengan sistem kristal yang berbeda, sejak tahun 2007 Moganite ditetapkan salah satu polymorf (bentuk lain) dari silika dan bersama Quartz menjadi salah satu komponen pembentuk Kalsedoni dengan kadar 5% sampai 20%.

Secara umum istilah Kalsedoni diterapkan kepada semua jenis akik atau permata quartz kriptokristalin. Di mana varietas ini memiliki warna, kejernihan, ukuran dan pola atau corak yang sangat beragam.

Chalcedony
Namun akhir-akhir ini istilah Kalsedoni dipersempit untuk varietas dengan sifat translucent (semi transparan), berwarna tunggal dengan range warna mulai kebiruan, keunguan, kuning, oranye, warna tomat, merah, coklat sampai putih atau abu-abu.

Kalsedoni populer yang banyak beredar di pasaran di antaranya Akik Pacitan, Lavender/Anggur, Leci, Anggur Hijau, Rafflesia (Limau Manis), Solar Aceh dan banyak lagi yang begitu disukai oleh para pecinta batu.

Solar Aceh yang masih termasuk keluarga Chalcedony dengan air batu dan range warna kuning coklat kehijauan yang khas.
Varietas Kalsedoni dengan tampilan, corak atau warna spesifik biasanya memiliki nama tersendiri sesuai dengan ciri khasnya. Di dunia internasional dikenal nama-nama seperti: Agate, Onyx, Sardonyx (Junjung Drajat), Chrysoprase, Chrysocolla, Carnelian, Jasper, Bloodstone, Plasma, Geode dll.

Nama-nama lokal yang populer di antaranya Sungai Dareh, Bacan, Pandan, Batu Sulaiman, Combong, Lumut Suliki, Pancawarna dan berbagai Akik,di mana masing-masing batu memiliki sub varietas dengan nama khusus pula.

Luster Kalsedoni tergolong waxy (seperti lilin) sampai vitreous (glassy). Kekerasannya rata-rata 7 pada skala Mohs, cukup tangguh dan handal sehingga batu ini termasuk awet.

Kalsedoni dalam sejarah
Mineral ini memang sangat unik dan jika ditelusuri lebih jauh ke belakang ternyata Kalsedoni memiliki sejarah yang panjang.

Ia sudah dikenal oleh orang-orang Babilonia ribuan tahun yang lalu.Di era Romawi Kuno, para pejabat tinggi kerajaan ini senang sekali menggunakan Kalsedoni sebagai perhiasan mereka.

Orang-orang jaman Victoria juga menggunakan Kalsedoni untuk cameo (ukir batu) dan intaglios (seni grafir pada batu): teksturnya memungkinkan para perajin untuk membentuk atau mengukir apa saja pada batu ini.
Seni ukir batu Cameo dan Intaglio
Konon batu ini juga disebut di dalam Injil dan tertulis pada Kitab Wahyu, bahwa batu ini adalah satu dari dua belas batu yang menghiasi dinding kota di masa itu.

Lebih jauh lagi Kalsedoni bahkan sudah dikenal sejak zaman purba, beberapa peralatan dapur atau senjata dan perhiasan manusia jaman itu ditemukan terbuat dari Kalsedoni.

Dan hebatnya, di era kekinian, meski pun Kalsedoni bukan permata mahal dan depositnya terdapat di mana-mana, batu ini seakan tidak pernah kehilangan penggemarnya.

Varietasnya yang luar biasa dengan warna dan pola yang tidak ada habis-habisnya membuat Kalsedoni selalu diminati oleh penyuka batu sampai ke level penggila atau pemburu batu profesional.

Rourgh berbagai varietas Chalcedony, yang dikenal sebagai Lavender, Chrysoprase, Akik Pacitan, Sardonyx (Junjung Drajat), Onyx (Hitam), Agate dll
Melihat sejarahnya yang panjang, tidak diragukan lagi, mineral ini adalah material paling penting sepanjang masa. Tidak hanya di dunia perhiasan namun juga penting bagi sains dan industri lain.

Asal kata Kalsedoni
Kata 'Chalcedony' sangat mungkin berasal dari 'Chalcedon', sebuah pelabuhan kuno di Asia Minor yang berhadapan langsung dengan Byzantium (koloni Yunani, sekarang wilayah Turki), orang Yunani menyebutnya 'chalkedon' sementara dalam bahasa Latin jadi 'chalcedonius'.

Ilustrasi sebuah kota pelabuhan era Byzantium sebelum jatuh ke tangan Constatinopel, Chalcedon terletak berseberangan dengan wilayah Yunani Kuno ini, sekarang  wilayah Turki dan bernama Kadikoy, bagian dari kota Instanbul.
Dalam bahasa sehari-hari Kalsedoni kita kenal sebagai akik, dan seperti yang telah disinggung di atas, beberapa di antaranya memiliki keistimewaan khusus sehingga memiliki nama tersendiri dan tentu saja nilai tersendiri pula.

Salah satu Kalsedoni termahal adalah spesies krisoprase berwarna hijau apel transparan. Batu ini pernah menjadi favorit Frederick the Great dari Prussia (Jerman), yang begitu menyukai warnanya yang hijau terang.

Chrysocolla, image by DerHexer/Harvard Museum of Natural History 
Di era sekarang kita bisa melihat Bacan yang fenomenal itu. Sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu batu ini begitu digilai para penggemar permata, Bacan adalah varietas Kalsedoni jenis Chrysocolla Chalcedony, di luar negeri Bacan dikenal dengan nama Gem Silica dan kebanyakan berasal dari USA, Amerika Tengah dan Amerika Selatan (Mexico, Peru dan Chili).

Bentuk dan gosokan pada Kalsedoni
Umumnya Kalsedoni digosok dalam variasi cabochon, spesies yang langka kadang diasah facet seperti round, oval atau cushion, bisa juga fancy cuts seperti trillion dan heart.

Kalsedoni yang digosok tumbled (glundungan atau sesuai bentuk aslinya) sangat populer di kalangan pecinta permata, biasanya untuk pajangan, untaian kalung, gelang atau untuk terapi crystal healing


Tumbled stones, beberapa di antaranya tidak termasuk Kalsedoni (img: Arpingstone)
Batu ini memiliki teksture kristal yang solid dan kompak sehingga memungkinkan untuk dipahat atau diukir, seperti dalam seni carving stones, cameo, intaglio atau keperluan ornamental lainnya.

Treatment pada Kalsedoni
Penyempurnaan atau penguatan warna pada Kalsedoni biasanya dilakukan melalui teknik dying atau pencelupan.

Untuk menimbulkan efek tertentu dilakukan treatment dengan teknik 'suntik' seperti yang terlihat pada batu dengan lafal atau gambar tertentu.

Batu ini termasuk mineral yang porous (berpori-pori) sehingga zat kimia pewarna dapat melakukan penetrasi ke dalam batu ini.

Teknik iradiasi jarang dilakukan pada batu ini, walau kata slentingan ada juga Kalsedoni yang di-iradiasi untuk menyempurnakan warnanya. Sementara teknik pemanasan (heated) bisa juga dilakukan pada jenis Kalsedoni tertentu.

Varietas Kalsedoni
Baik di pasaran lokal maupun global, banyak spesies Kalsedoni yang sudah terkenal dan diperjual-belikan dengan nama-nama dagang yang diakui secara internasional.

Seperti di antaranya, Agate (akik yang sub varietasnya hampir tidak terhitung), Fire Agate (akik langka dari Mexico), Onyx, Sardonyx, Plasma, Chrysoprase, Chrysocolla, Carnelian, Akik Fosil, Blue Chalcedony, Crysocolla Chalcedony (Bacan), Fosil Kayu (Tiger's Eye) dan banyak lagi.

Apa nama batu-batu ini? Silahkan anda namai satu per satu batu-batu indah di atas, ini baru sebagian kecil dari varietas Kalsedoni yang super duper itu banyaknya :)
Di pasaran lokal pun kita mengenal berbagai macam akik, jika tidak bisa dikatakan semua, kebanyakan batu-batu itu masuk ke dalam kelompok mineral Kalsedoni.

Nah, begitu banyak macamnya permata dalam grup mineral ini, tidak salah jika dikatakan Kalsedoni hadir ke hadapan anda dengan 1000 wajah, bahkan mungkin lebih dan... hebatnya selalu indah.

Tulisan menarik lainnya:

9 Berlian Termahal di Dunia

12 Permata Paling Langka dan Termahal di Dunia

Tsavorite, Garnet Hijau nan Cemerlang


Tidak ada komentar :

Posting Komentar