Kamis, 02 Maret 2017

Zircon, Permata Alam yang Kalah Tenar Dibanding Sintetisnya

Banyak orang tidak mengetahui bahwa Zircon sebenarnya adalah sebuah permata alam. Hal ini dikarenakan begitu ngetopnya permata sintetis yang disebut Zirconia atau Cubic-Zirconia beredar di pasaran.
Warna-warni pada Zircon
Zircon (asli) memang seperti sedang 'menderita' krisis kehilangan identitas, karena namanya serupa dengan sintetisnya tersebut yaitu cubic-Zirconia yang umumnya disingkat menjadi 'Zircon' saja.

Nama permata sintetis itu begitu melekat sehingga banyak orang mengasosiasikan 'Zircon' sebagai permata sintetis  belaka, padahal mereka adalah dua substansi yang berbeda meskipun sama-sama mengandung unsur zirkon dalam kristalnya.

Permata alam ini sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dan hadir dalam warna yang cukup beragam. Tapi yang sejak lama populer adalah varietas bening mirip berlian yang dalam istilah dagangnya disebut 'Matura Diamond'.

Warna-warni pada Zircon di antaranya kuning bening, merah, oranye, coklat, hijau cerah, hijau daun, hijau tua dan biru langit. Di antara warna-warna itu varietas kuning atau coklat keemasan dan biru langit adalah Zircon dengan harga yang paling mahal. Pada saat ini yang paling populer adalah Zircon biru.

Blue Zircon - source/lisensi CC BY-SA 4.0
Asal kata Zircon
Nama Zircon berasal dari kata Arab, 'zarqun' yang artinya kuning oranye menyala, tapi bisa juga dari bahasa Persia 'zargoon' yang berarti kuning emas. Lidah Eropa menyebutnya 'cerkonier', 'jargoon' atau 'gaicone'.

Di Indonesia hanya dikenal dua nama  yaitu Yakut dan Biduri Langit. Kata Yakut sendiri berasal dari bahasa Arab yang di Yunani menjadi hyacinth, yang lantas berubah lagi menjadi yacinth.

Dulu, termasuk di Indonesia, istilah yacinth digunakan untuk menyebut semua permata kuning, seperti Topaz. Namun sekarang istilah ini khusus bagi Zircon dengan warna kuning atau coklat kemerahan.

Zircon - foto by Gunnar Ries Amphibol - lisensi CC BY-SA 3.0
Zircon termasuk salah satu permata paling berat, sehingga dia tampak lebih kecil jika dibandingkan dengan permata lain dengan berat yang sama.

Derajat kekerasannya mencapai 7,5, cukup pejal dan handal, namun agak rapuh karena sistem kristalnya mempunyai bidang belah yang agak lengkung (concoidal), sehingga agak kurang tahan gesekan terutama dengan substansi lain yang lebih keras.

Batu-batu ini biasanya disimpan secara tersendiri agar tidak saling beradu satu sama lainnya, karena hal itu bisa menumpulkan sudut-sudut facetnya.

Zircon dalam mineralogi
Secara mineralogi Zircon termasuk dalam kelompok nesosilikat, nama kimianya adalah zirkon silikat dengan rumus kimia ZrSiO4.

Berat jenisnya bervariasi dari 3,95 sampai 4,70 yang membuatnya terbagi menjadi dua jenis. Jenis pertama dengan berat jenis 4,67 - 4,70, terdiri dari mineral ZrSiO4 murni, umumnya bening dan banyak digunakan sebagai imitasi berlian.

Jenis kedua dengan berat jenis 3,95 sampai 4,10 namun yang paling umum 4,00. Biasanya mengandung pengotor ion radioaktif dan mudah pecah sehingga disebut Zircon metamik.

Warna-warni pada Zircon adalah jejak dari elemen pengotor yang masuk ke dalam mineral induk, beberapa elemen itu ada bersifat radioaktif , yaitu uranium atau thromium.
Warna-warni Zircon cengan cuts round, foto by Rob Lavinsky-iRock.com - lisensi CC BY-SA 3.0 
Agar bisa dijadikan permata, zat radioaktif ini harus dihilangkan dengan jalan pemanasan (heated) dimana setelah mengalami proses ini tingkat radio aktifnya sangat minimal dan tidak membahayakan pemakainya.

Tidak hanya Zircon metamic, hampir semua Zircon yang beredar di pasaran mengalami proses heat treated ini, dimana hal ini dilakukan untuk meningkatkan kecemerlangannya.

Zircon hadir dengan varian warna yang cukup beragam dan termasuk permata yang cukup langka. Namun batu ini harganya relatif terjangkau sehingga banyak kolektor permata yang memburunya.

Deposit Zircon
Depositnya tersebar di banyak tempat baik, kristalnya dapat tumbuh dalam batuan granit (batuan keras yang membeku di kedalaman) ataupun batuan pegmatit (batu hasil injeksi lava)

Kristal yang tumbuh pada batuan granit biasanya ukurannya kecil-kecil, kurang dari 1 mm, namun pada pegmatit kristalnya dapat tumbuh sampai beberapa sentimeter.
Spesimen Zircon warna zaitun yang ditemukan di Mogok, Myanmar. Foto by Rob Lavinsky-iRock.com. Lisensi CC BY-SA 3.0 
Daerah-daerah penghasil Zircon terdapat di Srilangka, Norwegia, Siberia, Myanmar, India, Italia, Swiss, Pegunungan Ural, Amerika utara, Australia. Tambang Zircon paling besar saat ini berada Australia dan Afrika Selatan.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar