Spinel adalah permata nan atraktif dan dapat disandingkan dengan Rubi dalam hal kualitas dan keindahannya.
Aneka perhiasan bertahtakan permata Spinel |
Walau harganya sangat kompetitif anehnya Spinel ini ternyata kurang populer di dunia batu permata dan ironisnya lagi masih ada yang menganggap 'Spinel' hanyalah sebuah permata sintetis.
Walau begitu, permata indah ini tetaplah batu favorit bagi penggemar atau para kolektor batu permata. Ada yang bilang batu ini tampaknya hanya untuk para penikmat atau pecinta sejati saja
Kecuali tingkat kekerasannya yang sedikit di bawah Rubi yaitu 8 pada skala Mohs, dalam banyak hal Spinel memiliki karakter fisik yang juga dimiliki oleh Rubi sehingga mereka tampak sangat identik.
Namun ada kelebihan Spinel yang tidak dimiliki Rubi, selain lebih menyala dan gemerlap kristal Spinel hampir bebas dari inklusi, seringkali depositnya ditemukan dengan tingkat kejernihan lebih tinggi dari deposit Rubi manapun.
Batu ini pun tidak pernah melalui proses treatment, seperti pemanasan (heated) atau treatment lain apa pun. Seperti anda tahu Rubi yang beredar sekarang kebanyakan telah melalui proses ini untuk menyempurnakan kualitasnya.
Tidak seperti Rubi dengan indeks bias ganda Spinel memiliki indeks bias tunggal, sehingga cahaya warnanya tampak lebih intens, di pandang dari sudut manapun juga tone warnanya relatif tidak berubah.
Nilai Spinel berwarna merah hanya akan sedikit berkurang jika warnanya agak pinky atau cenderung menggelap ke arah merah kecoklatan.
Asal kata Spinel
Kata Spinel diduga berasal dari bahasa Latin, ‘spina’ yang berarti duri, tapi ada juga yang menganggap kata itu berasal dari bahasa Yunani yang berarti bunga api (spark) atau percikan api.
Mungkin disebabkan oleh gemerlapnya yang bak memercikkan api atau bisa jadi juga karena kandungan mineral-mineral berbentuk serabut jarum di dalamnya.
Mineral-mineral jarum atau duri tersebut biasanya terdiri dari mineral magnesit, rutil, aktinolit atau spinel dalam Spinel.
Jika Spinel dengan kandungan jarum tersebut dibentuk potongan cabochon dengan arah asahan yang tepat, batu tersebut dapat memancarkan Spinel mata kucing (katoyansi) atau Spinel berbintang (asterik).
Asahan cabochon pada batu ini memang harus betul-betul tepat karena kristal-kristal berbentuk jarum tadi tumbuh dan terarah sejajar dengan sumbu kubus kristal Spinel.
Spinel berbintang umumnya berwarna biru abu sampai hitam dan bintang pada Spinel biasanya ada yang bersayap empat atau enam.
Di Indonesia batu ini memiliki bermacam-macam nama, nama-nama itu biasanya disesuaikan dengan tampilan fisiknya. Namun nama-nama itu mungkin tidak dipergunakan lagi karena seringkali disematkan pada batu jenis lain yang bukan berasal dari mineral Spinel.
Warna pada Spinel
Spinel yang paling penting dan banyak dicari adalah Spinel dengan warna merah, pink terang dan oranye, yang paling tinggi nilainya adalah Spinel merah atau merah-oranye yang menyala-nyala.
Namun, seperti juga Safir yang hadir dengan berbagai warna, Spinel juga terdapat dalam warna lain yang tidak kalah indahnya.
Ia hadir dalam warna biru ( Spinel kobalt), berbagai nuansa pink pastel (pink yang terang), ungu, biru kehijauan, abu metalic (silver), rose, oranye coklat (warna perunggu) dan oranye. Di Thailand dan Australia ditemukan juga Spinel berwarna hitam.
Saat ini Spinel tambang utamanya terdapat Myanmar, Sri Lanka, Tanzania dan Tajikistan. Di abad pertengahan Spinel ukuran besar dan tersohor kemana-mana banyak ditemukan di Badakhsan, daerah Afghanistan sekarang.
Dari daerah asalnya itu, Spinel di mana-mana dikenal sebagai Rubi Balas/Balas Ruby (Rubi dari Badakhsan, Balascia atau Balas)
Sejarah singkat Spinel
Spinel lama sekali dikacaukan dengan Rubi atau Safir, karena karakter fisikalnya yang sangat mirip. Secara kimia mineral Spinel memang tak jauh beda, yaitu MgAl2O3 sedangkan Rubi dan Safir Al2O3 (korundum).
Karena kemiripan itu pula namanya bagaikan tenggelam oleh nama besar dua permata sekandung semineral itu. Akhir-akhir ini saja permata ini mendapatkan tempatnya kembali di blantika batu permata.
Saudara jauh Rubi yang bernasib malang
Di abad pertengahan banyak bangsawan atau raja dan ratu yang melekatkannya di mahkota mereka. Mulai moyangnya Ratu Elizabeth II, Raja Henry V sampai Henry VIII.
Peter yang Agung dari Rusia pun memiliki batu merah besar di mahkota mereka yang sangat terkenal dan berabad-abad dianggap atau dikenal sebagai ‘Rubi’.
Batu-batu itu bahkan mempunyai julukan yang membuatnya semakin kesohor, seperti 'Rubi Timur' dan Black Prince’s Ruby yang sampai kini masih melekat di mahkota Kerajaan Inggris itu.
Selama ratusan tahun pula permata itu dinobatkan sebagai Rubi terindah dan paling terkenal di dunia. Padahal kemudian diketahui batu itu sebenarnya Spinel.
Melihat sejarah uniknya, seharusnya Spinel batu yang sangat melegenda sejak berabad-abad lalu, tapi nampaknya Rubi lah yang meraih nama besar itu dimana-mana.
Agaknya Spinel bagaikan saudara jauh Rubi yang bernasib malang, dengan bahasa sederhana dapat dikatakan Spinel yang punya mineral tapi Rubi yang dapat mana.
Bangkitnya sang legenda besar
Permintaan Spinel alam di antara para penjual permata sekarang ini sedang meningkat. Namun persediaan batu ini sangat sedikit, pasokan dan depositnya di alam semakin langka saja dan memang sejak dulu batu ini lebih langka dari Rubi atau Safir.
Karena kelangkaannya itulah barangkali yang membuat harganya tidak semahal dan seterkenal Rubi atau Safir. Suplay batu ini sangat terbatas dan industri perhiasan tidak dapat menciptakan atau mengembangkan market untuk sesuatu yang sangat terbatas.
Tapi hal itu barangkali tak lama lagi akan berubah. Mengawali milenium ketiga ini, sejak ditemukannya tambang baru Spinel dengan deposit yang luar biasa, Spinel tampaknya akan bangkit kembali .
Belum cukup satu dekade yang lalu ditemukan sebuah tambang baru di Afrika dengan kandungan Spinel yang luar biasa baik dari ukuran maupun keindahan. Temuan ini tampaknya akan mengubah pandangan orang terhadap permata ini selamanya.
Baca juga: Spinel, Permata Legendaris yang Nyaris Tak Dikenal
Walau begitu, permata indah ini tetaplah batu favorit bagi penggemar atau para kolektor batu permata. Ada yang bilang batu ini tampaknya hanya untuk para penikmat atau pecinta sejati saja
Kecuali tingkat kekerasannya yang sedikit di bawah Rubi yaitu 8 pada skala Mohs, dalam banyak hal Spinel memiliki karakter fisik yang juga dimiliki oleh Rubi sehingga mereka tampak sangat identik.
Namun ada kelebihan Spinel yang tidak dimiliki Rubi, selain lebih menyala dan gemerlap kristal Spinel hampir bebas dari inklusi, seringkali depositnya ditemukan dengan tingkat kejernihan lebih tinggi dari deposit Rubi manapun.
Spinel berkualitas prima dari Mogok |
Spinel dari Srilangka |
Batu ini pun tidak pernah melalui proses treatment, seperti pemanasan (heated) atau treatment lain apa pun. Seperti anda tahu Rubi yang beredar sekarang kebanyakan telah melalui proses ini untuk menyempurnakan kualitasnya.
Tidak seperti Rubi dengan indeks bias ganda Spinel memiliki indeks bias tunggal, sehingga cahaya warnanya tampak lebih intens, di pandang dari sudut manapun juga tone warnanya relatif tidak berubah.
Asal kata Spinel
Kata Spinel diduga berasal dari bahasa Latin, ‘spina’ yang berarti duri, tapi ada juga yang menganggap kata itu berasal dari bahasa Yunani yang berarti bunga api (spark) atau percikan api.
Mungkin disebabkan oleh gemerlapnya yang bak memercikkan api atau bisa jadi juga karena kandungan mineral-mineral berbentuk serabut jarum di dalamnya.
Jika Spinel dengan kandungan jarum tersebut dibentuk potongan cabochon dengan arah asahan yang tepat, batu tersebut dapat memancarkan Spinel mata kucing (katoyansi) atau Spinel berbintang (asterik).
Asahan cabochon pada batu ini memang harus betul-betul tepat karena kristal-kristal berbentuk jarum tadi tumbuh dan terarah sejajar dengan sumbu kubus kristal Spinel.
Spinel berbintang umumnya berwarna biru abu sampai hitam dan bintang pada Spinel biasanya ada yang bersayap empat atau enam.
Star Spinel yang umumnya berwarna abu kebiruan sampai hitam. |
Warna pada Spinel
Spinel yang paling penting dan banyak dicari adalah Spinel dengan warna merah, pink terang dan oranye, yang paling tinggi nilainya adalah Spinel merah atau merah-oranye yang menyala-nyala.
Namun, seperti juga Safir yang hadir dengan berbagai warna, Spinel juga terdapat dalam warna lain yang tidak kalah indahnya.
Ia hadir dalam warna biru ( Spinel kobalt), berbagai nuansa pink pastel (pink yang terang), ungu, biru kehijauan, abu metalic (silver), rose, oranye coklat (warna perunggu) dan oranye. Di Thailand dan Australia ditemukan juga Spinel berwarna hitam.
Dari daerah asalnya itu, Spinel di mana-mana dikenal sebagai Rubi Balas/Balas Ruby (Rubi dari Badakhsan, Balascia atau Balas)
Sejarah singkat Spinel
Spinel lama sekali dikacaukan dengan Rubi atau Safir, karena karakter fisikalnya yang sangat mirip. Secara kimia mineral Spinel memang tak jauh beda, yaitu MgAl2O3 sedangkan Rubi dan Safir Al2O3 (korundum).
Karena kemiripan itu pula namanya bagaikan tenggelam oleh nama besar dua permata sekandung semineral itu. Akhir-akhir ini saja permata ini mendapatkan tempatnya kembali di blantika batu permata.
Saudara jauh Rubi yang bernasib malang
Di abad pertengahan banyak bangsawan atau raja dan ratu yang melekatkannya di mahkota mereka. Mulai moyangnya Ratu Elizabeth II, Raja Henry V sampai Henry VIII.
Peter yang Agung dari Rusia pun memiliki batu merah besar di mahkota mereka yang sangat terkenal dan berabad-abad dianggap atau dikenal sebagai ‘Rubi’.
Batu-batu itu bahkan mempunyai julukan yang membuatnya semakin kesohor, seperti 'Rubi Timur' dan Black Prince’s Ruby yang sampai kini masih melekat di mahkota Kerajaan Inggris itu.
Selama ratusan tahun pula permata itu dinobatkan sebagai Rubi terindah dan paling terkenal di dunia. Padahal kemudian diketahui batu itu sebenarnya Spinel.
Black Prince's Ruby milik Ratu Elizabeth |
Agaknya Spinel bagaikan saudara jauh Rubi yang bernasib malang, dengan bahasa sederhana dapat dikatakan Spinel yang punya mineral tapi Rubi yang dapat mana.
Bangkitnya sang legenda besar
Permintaan Spinel alam di antara para penjual permata sekarang ini sedang meningkat. Namun persediaan batu ini sangat sedikit, pasokan dan depositnya di alam semakin langka saja dan memang sejak dulu batu ini lebih langka dari Rubi atau Safir.
Karena kelangkaannya itulah barangkali yang membuat harganya tidak semahal dan seterkenal Rubi atau Safir. Suplay batu ini sangat terbatas dan industri perhiasan tidak dapat menciptakan atau mengembangkan market untuk sesuatu yang sangat terbatas.
Tapi hal itu barangkali tak lama lagi akan berubah. Mengawali milenium ketiga ini, sejak ditemukannya tambang baru Spinel dengan deposit yang luar biasa, Spinel tampaknya akan bangkit kembali .
Belum cukup satu dekade yang lalu ditemukan sebuah tambang baru di Afrika dengan kandungan Spinel yang luar biasa baik dari ukuran maupun keindahan. Temuan ini tampaknya akan mengubah pandangan orang terhadap permata ini selamanya.
Baca juga: Spinel, Permata Legendaris yang Nyaris Tak Dikenal
Tidak ada komentar :
Posting Komentar