Senin, 13 Februari 2017

Citrine Permata nan Manis Hadiah dari Sang Mentari


Citrine adalah permata Quartz makrokristalin dengan warna kuning keemasan. keindahan cahayanya membuat batu ini sejak lama dianggap hadiah berharga dari sang mentari. Cahaya surya bagaikan terperangkap dan pancarannya berkilau dari batu nan manis ini.

Karena masih turunan Quartz, maka formula kimianya sama dengan permata turunan Quartz lainnya, SiO2 atau silikon dioksida dengan sistem kristal trigonal, namanya diambil dari bahasa Prancis citron, atau limau/jeruk.

Warna-warninya bervariasi mulai dari kuning muda kehijauan seperti lemon, kuning madu agak coklat, kuning emas, sampai oranye terang. Dalam keluarga Quartz, Citrine adalah permata kedua paling populer setelah Amethyst (Kecubung) yang berwarna ungu itu.

Citrine dalam berbagai bentuk asahan/gosokan facet/berjenjang.
Di dunia perdagangan permata, Citrine sering disebut Topaz Madeira, Batu Akik Cempaka atau Kinyang Cempaka. Sesungguhnya Cempaka yang benar-benar bagus dengan kuning asli termasuk jarang didapat di alam, karenanya permata nan indah ini seringkali dibuatkan penggantinya.

Citrine dapat dihasilkan dari Kecubung Asihan (Amethyst ungu muda) dan Quartz bening yang dipanaskan pada suhu 200º C selama empat jam. Temperatur ini benar-benar dijaga kontinuitasnya, karena jika suhu naik menjadi 300º warna kuningnya akan hilang dan kembali menjadi bening.

Zaman dulu orang menganggap batu yang memiliki kilap vitreous ini mampu menawarkan racun ular, bahkan permata dengan derajat kekerasan 7 pada skala Mohs ini dianggap ampuh menangkal pemakainya dari fitnah dan rencana jahat.

Lepas dari itu, Citrine memang indah, cocok diikat dengan emas, perak atau pun emas putih, baik tersendiri atau dikombinasi dengan permata lain seperti Amethyst, Blue Topaz atau Peridot.

Perhiasan berhiaskan Citrine. Permata dengan warna kehijauan disebut Lime Citrine.
Citrine kebanyakan diasah facet/berjenjang dalam berbagai bentuk seperti brilliant, briolet, emerald cut, marquise, trilion dan berbagai variasinya. Namun ada juga berbentuk cabochon yang tetap menawan jika dirangkai dalam desain perhiasan tertentu.

Negara penghasil Citrine
Pemasok utama Citrine adalah Brazil, khususnya dari daerah Rio Grande do Sul. Namun kebanyakan adalah Kecubung atau Smoky Quartz (Quartz dengan asap kecoklatan) yang dipanaskan (heated).

Setelah dipanaskan dalam panas yang kontinyu, warna ungu Kecubung perlahan menghilang digantikan warna kuning keemasan.

Pemasok utama Citrine adalah Brazil, khususnya daerah Rio Grande do Sul. Namun kebanyakan Citrine daerah itu adalah Kecubung atau Smoky Quartz (Quartz dengan asap kecoklatan) yang dipanaskan/heated.

Citrine alam tercatat ditemukan di San Cristobal (Santander, Colombia), Lumbashi di Katangan (Shaba, Congo), Provinsi Antaranarivo (Madagaskar), dan Salamanca (Spanyol).

Di Boekenhyouthsoek/Magaliesberg, distrik Mkoba (Afrika Selatan) ditemukan kristal Citrine yang tumbuh bersama kristal Amethyst. Spesimen yang uni ini populer dengan nama Cactus Quartz atau Spirit Quartz.

Kristal Citrine dengan berbagai tingkat kejernihan, inklusi dan kepekatan warna kuning emasnya yang khas.
Kadang-kadang Citrine digolongkan sebagai topas kuarsa. Kebiasaan selama bertahun-tahun untuk setiap permata berwarna kuning selalu disebut Topaz. Setelah diketahui Topaz adalah mineral yang lain (bukan kuarsa), nama ini pun tidak dipakai lagi.

Sepeti halnya permata ‘beradonan’ mineral Quartz lainnya, kristal Citrine relatif cukup banyak tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk, bahkan dalam ukuran yang ekstra besar.

Akan tetapi Citrine alam kualitas terbaik memang langka, tak heran jika batu yang banyak beredar adalah mineral Quartz lain yang di-heated untuk memperoleh warna kuningnya.

Permata ini memiliki kekerasan yang sangat baik dan tangguh sehingga cocok untuk dipakai sehari-hari, perawatannya tidak rumit, cukup dengan air dan sabun untuk membersihkannya. 

Hindarkan dari panas tinggi yang intens, karena akan memudarkan warna kuning keemasannya.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar