Selasa, 28 Februari 2017

Keindahan dan Pesona Batu Kalimaya

Kalimaya atau Opal terkenal dengan permainan cahaya warna-warni yang membius dan sedap dipandang mata. Setiap batu memiliki corak indah yang unik dan tidak ada satu pun yang serupa satu sama lainnya.

Liontin Opal berat 20,05 carat origin Welo, Ethipia Foto By Doxymo  CC BY-SA 4.0
Corak atau kembang pada Kalimaya ada yang memiliki ciri khas tertentu, sehingga penjual atau para penggemar kadang memberikan nama tersendiri untuk batu-batu Opal yang dimilikinya.

Di perdagangan internasional Opal dengan permainan warna disebut precious Opal.  Kebanyakan opal digosok dalam bentuk cabochon dan variasinya. Batu ini termasuk populer di kalangan pecinta permata baik dalam dan luar negeri.

Asal kata Opal dari bahasa Sangsekerta, 'upala' yang artinya kurang lebih 'batu paling mulia', di Indonesia ia disebut Kalimaya. Dua kata itu, 'upala' dan 'Kalimaya' rasanya cukup menggambarkan bagaimana indah dan mistisnya cahaya yang terpancar dari batu ini.

Rough Opal - origin: Welo, Ethiopia
Opal atau Kalimaya tidak hanya populer di Indonesia. Orang-orang kulit putih di Australia telah menambang batu ini sejak satu abad yang lalu, sementara suku pribumi benua itu telah menambang batu itu jauh hari sebelumnya.

Sejak tahun 1915 atau dalam seratus tahun terakhir Australia termasuk pengekspor Opal utama dunia, hampir > 90% precious opal di pasaran internasional berasal dari negara ini.

Opal langka dengan kualitas terbaik nilainya dapat melejit menyaingi harga Berlian, Rubi, Safir atau Zamrud yang paling mahal. Seperti kisah Virgin Rainbow, sebuah Opal langka seberat 72 carat yang harganya mencapai 13.6 milyar rupiah.

Opal dalam jewelry
Batu ini dengan anggun dapat dirangkai dalam aneka bentuk perhiasan, baik anting-anting, bros, liontin atau cincin. Akan tetapi dibanding permata lain ia termasuk lunak, tingkat kekerasannya sekitar 5,5 - 6 pada skala Mohs.

Cincin Opal
Agar tidak mudah tergores Opal akan lebih tepat jika dijadikan liontin, anting-anting atau bros yang kurang bersiko tergesek benda keras atau cincin bagi wanita karena pemakaian wanita biasanya lebih halus.

Di mana Opal/Kalimaya ditambang?
Secara umum mineral Opal terdapat hampir di seluruh penjuru dunia, namun kebanyakan batu yang dihasilkan adalah Opal polos tanpa fitur permainan cahaya.

Kalimaya dengan permainan warna-warni yang indah populasinya termasuk sedikit dan hanya ditemukan di beberapa daerah tertentu saja.

Salah satu penghasil Opal berkualitas terbaik adalah Australia, area penambangannya terdapat di daerah Coober Pedy, pedalaman utara Australia Selatan. Areal penambangan yang lain terdapat di Mintabie, Andamooka, Lightning Ridge, Yowah, Koroit, Jundah and Quilpie.

Area penambangan Opal di Coober Pedy, Australia (courtesy britanica.com)
Sementara negara lain yang juga menghasilkan Opal dengan kualitas bagus di antaranya Indonesia (di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten), USA, Mexico, Hungaria, Brazil, Peru, Honduras, Guatemala, Nicaragua, Slovakia, Republik Ceko dan Ethiopia.

Apakah sebenarnya Opal itu?
Dari kacamata mineralogi, Kalimaya masih keturunan Quartz namun dengan genesa (keterjadian) yang berbeda dari kebanyakan permata turunan Quartz pada umumnya.

Mineralnya terbuat dari campuran agar-agar silika (silica gel) dan terbentuk di kawasan yang banyak mengandung air lalu mengalami pengerasan selama berjuta-juta tahun sampai akhirnya menjadi bentuknya yang sekarang.
Opal dari berbagai negara (courtesy: opalauctions)
Secara simpel dapat diibaratkan keterjadian Opal mirip seperti kristal garam yang tertinggal ketika air yang mengandum garam perlahan mengering.

Batu ini mengandung sampai 20% air yang terkunci/terjebak pada kisi-kisi kristal silika-nya. Mineralnya digolongkan 'mineraloid' atau mineral tanpa struktur/pola kristal yang jelas(amorf).

Lalu darimanakah datangnya permainan cahaya warna-warni dari tubuh Opal? Banyak teori yang dikemukakan untuk menjelaskan fenomena ini.

Berkat bantuan mikroskop elektron, pada tahun 60an diketahuilah bahwa Opal terbentuk dari bulatan-bulatan silika mikroskopis yang tersusun dalam pola yang berurutan.

Susunan bulatan silika dalam kristal Opal (acs.org)
Cahaya yang masuk terurai, seperti berkas cahaya putih yang masuk ke kaca prisma akan terurai ke dalam spektrum cahaya pelangi. Panjang gelombang cahaya yang terurai ini menimbulkan permainan kilau warna-warni di dalam batu.

Sementara densitas (tingkat kepadatan) dan susunan pada bulatan-bulatan silika tadi bertanggung jawab atas tingkat kecemerlangan warna yang dibiaskan di dalam Opal.

Varietas Opal
Opal terbagi dalam tiga kelompok utama, precious opal, fire opal, dan common opal. Precious Opal adalah Opal dengan efek pembiasan warna-warni seperti yang telah diulas di atas.

Termasuk dalam kelompok ini yang namanya tergantung dari tampilan atau warna kristalnya, seperti Kalimaya Susu, Black Opal, Boulder Opal, Jelly Opal dan Crystal Opal.

Fire Opal untuk Opal polos berwarna orange translucent atau semi transparan, Opal ini tidak menampilkan permainan cahaya seperti precious opal. Penghasil utama Opal jenis ini adalah Mexico.

Common Opal adalah jenis Opal yang tidak masuk dalam dua kategori di atas, spesiesnya terdiri dari Agate Opal, Angel Skin Opal, Opal Madu, Opal Bening, Opal Lilin dan banyak lagi.

Tunggu saja tulisan selanjutnya, akan kita bahas satu demi satu... stone by stone :)


Senin, 27 Februari 2017

Ini Dia Opal Paling Indah dan Paling Mahal di Dunia

Opal ini dinobatkan sebagai Kalimaya paling cantik dan termahal di dunia, namanya Virgin Rainbow, jarongnya ruarrr biasa. Berikut sekelumit kisah permata yang menakjubkan ini...

Virgin Rainbow (Photo by Richard Lyons, courtesy South Australian Museum)
Adalah sebuah padang tandus dan terpencil di pedalaman utara daerah Australia Selatan, daerah ini dikenal dengan nama Coober Pedy yang sering disebut sebagai The Opal Capital City of the World.

Begitu keras dan ekstrimnya cuaca panas di pusatnya Opal sedunia ini, sehingga komunitas penambang Opal di area ini membangun tempat-tempat tinggal di bawah tanah agar dapat bertahan.

Di permukaan tanah Coober Pedy seperti tidak ada apa-apanya selain tanah kering, tandus dan gersang, tapi di bawahnya mereka memiliki hotel, cafe, restauran, tempat ibadah dan rumah-rumah tinggal yang nyaman.
Sampai sekarang, bangunan-bangunan semacam gereja, hotel, cafe atau rumah pribadi di bangun di dalam tanah, sehingga kondisinya mungkin mirip dengan pemukiman di Planet Tatooine dalam film sci-fi terkenal itu.

Cobeer Pedy dan awal legenda Opal yang mendunia
Legenda Opal di Coober Pedy dimulai tahun 1915, ketika Willie Huthcison, seorang anak laki-laki usia 14 tahun pergi bersama ayahnya mencari emas di kawasan itu.

Sang ayah menyuruhnya tetap tinggal di camp selagi ayahnya itu pergi menambang emas. Bukannya menuruti perintah ayahnya, pemuda tanggung ini malah keluar untuk mencari air. Ketika pulang, bukan hanya air tapi ia juga membawa batu-batu Kalimaya yang indah.

Penemuan itu memicu perburuan batu permata di Coober Pedy, dan sejak saat itu, dalam 100 tahun terakhir daerah ini menjadi penghasil Opal paling produktif, hampir 90% precious Opal dunia dipasok dari daerah ini.

Daerah Coober Pedy yang sekarang juga telah dijadikan tempat atraksi turis (foto: tripadvisor.ca)
Benarkah Opal dari fosil hewan laut purba?
Area itu sangat tandus dan terus menerus berada dalam cuaca panas yang ekstrim. Padahal di era Mesozoic, sekitar 100 juta tahun yang lalu, seluruh Australia Selatan merupakan dasar laut yang dipenuhi mahluk-mahluk prasejarah.

Hal itu tampak dari banyaknya ditemuka fosil hewan laut di dalam tanahnya, mulai dari fosil organisme mikro, keong purba, kerang primitif sampai ke fosil berbagai dinosaurus laut raksasa.

Termasuk fosil belemnite (nenek moyang sejenis ikan sotong yang hidup di era Mesozoic). Nah, Opal spektakuler ini ditemukan dalam rongga fosil ikan sotong purba.

Belemnite alias nenek moyang sotong
Lalu apakah Opal dari ikan sotong yang membatu? Ikan sotong memang bisa berubah-ubah warna tapi apa mungkin batu yang di Indonesia bernama Kalimaya ini asalnya dari ikan sotong?

Tentu saja tidak, Kecuali Mutiara dan Amber, tidak ada permata yang berasal dari organisme hidup. Jadi bagaimana hal itu bisa terjadi?

Sederhananya begini: Ada seekor ikan sotong purba mati kemudian mengendap di dasar laut lalu bangkainya terkubur sedimen lumpur.

Amber dan Mutiara adalah permata yang berasal dari organisme hidup
Perlahan sedimen itu mengering dan memfosil sementara ikan sotong tadi meninggalkan rongga di dalam sedimen yang membatu tersebut.

Cairan kaya mineral silika mengisi retakan dan rongga-rongga dalam sedimen, membentuk agar-agar silika yang kemudian menjadi solid (solidified) seiring dengan mengeringnya dasar laut yang perlahan terangkat ke permukaan.

Dalam rongga yang tadinya berisi ikan sotong inilah Opal yang dinobatkan sebagai Kalimaya paling indah ini terbentuk dan ditemukan jutaan tahun kemudian.

Virgin Rainbow, Opal yang dinobatkan sebagai Kalimaya paling cantik dan paling mahal dengan berat 72,64 carat (geekologie.com)
So... secara teknis tampaknya Virgin Rainbow yang beratnya mencapai 72 carat ini adalah fosil rongga ikan sotong yang kemudian ter-opalisasi, bukan dari ikan sotong yang berubah jadi Opal hehe...

Penemuan yang tak disangka
Opal legendaris ini ditemukan oleh John Dunstan, seorang yang mencari nafkah dengan mencari batu Opal dan telah menggeluti pekerjaannya selama lebih dari 50 tahun.

Bersama rekannya Steve Zagar mereka menemukannya pada 11 September 2003. Ketika sedang asyik 'mengorek-ngorek material yang baru saja mereka gali ditemukanlah batu indah ini.

Virgin Rainbow
Karena masih terselimuti pasir dan tanah, mulanya ia tidak menyangka akan menemukan harta karun luar biasa ini. Setelah membersihkannya barulah ia tersadar bahwa ia telah menemukan sesuatu yang akan mengubah nasibnya seumur hidup.

Spesimen geologis yang luar biasa ini memang memiliki pantulan dan pembiasan warna dengan ke-jarong-an yang luar biasa. ('Jarong' adalah istilah kita orang lokal untuk Kalimaya yang warna-warninya 'keluar' secara optimal-pen).

Melihat tampilannya, boleh jadi memang inilah Kalimaya paling indah yang pernah ditemukan. Hampir semua spektrum warna dibiaskannya.

Opal Virgin Rainbow (Photo by Richard Lyons, courtesy South Australian Museum)
Hebatnya batu ini sungguh bagai bercahaya di dalam gelap. Bahkan, semakin ditaruh di tempat yang gelap semakin terang pendar cahayanya.

Penemuan berharga ini kemudian dibeli oleh South Australian Museum senilai 1 juta dolar (13.6 milyar) dan untuk pertama kalinya dipamerkan kepada umum dalam pameran akbar batu Opal pada tahun 2015.

Pameran yang diadakan 25 September 2015 sampai 14 Februari 2016 itu didedikasikan untuk memperingati 1 abad usia penambangan permata di daerah itu.

Museum Australia Selatan (adelaida.sa.gov.au)
Virgin Rainbow resmi milik South Australian Museum di Adelaide, yang telah menghargainya begitu tinggi, setinggi apresiasi bangsa itu kepada salah satu daerah mereka yang keras, tandus dan gersang namun banyak mengandung Opal indah yang berharga.


Sabtu, 25 Februari 2017

Topaz, Dulu Rakyat Jelata Dilarang Memakai Batu Ini

Warna Topaz yang umum adalah kuning namun permata dengan kilau cemerlang ini  sesungguhnya hadir dalam range dan tone warna yang luas dan khas pada setiap warnanya. 
Cincin Topaz (foto James Petss)
Selain coklat dan peach orange, terdapat juga Topaz dengan warna biru, hijau, kuning teh, kuning madu, oranye, kuning semu merah bak buah sherry, pink dan ungu. Setiap warna hadir memiliki tone dan saturasinya masing-masing.

Seperti Blue Topaz yang secara komersial terbagi dalam dua tone warna dan memiliki nama yang berbeda, swiss blue untuk biru agak muda dan london blue untuk Topaz dengan biru yang lebih dalam.

Kadang muncul katoyansi pada Topaz berwarna biru sehingga menyerupai batu mata kucing, kelangkaan yang meningkatkan harganya menjadi mahal.

Warna utama Topaz dalam range kuning, oranye, sampai kemerahan itu akan mengingatkan kita pada kemilau jingga di langit ketika matahari mulai terbenam atau warna lila (keunguan) saat malam menjelang tiba.
Warna yang dimiliki Topaz, tengah kanan adalah Rainbow Topaz, warna pelanginya hasil natural Topaz yang di-coated dengan lapisan tipis logam titanium seperti pada Mystic Quartz.
Topaz Imperial
Beberapa yang lain muncul dalam warna pink, oranye kemerahan sampai merah sherry, yang ini termasuk langka dan digolongkan sebagai precious stone. Topaz nan langka itu awalnya ditemukan di Pakistan dan Rusia.

Di Rusia Topaz dengan warna ini dulu hanya boleh dipakai oleh Tsar, keluarganya, para ningrat dan orang-orang tertentu. Itulah sebabnya varietas Topaz paling mahal itu disebut juga Topaz Imperial.

Topaz Imperial
Tambang Topaz
Warna batu ini yang umum memang kuning, dan Topaz warna itulah yang banyak ditemukan pada salah satu bentangan utama bebatuan mengandung permata di Prusia (Jerman), di daerah Saxony.

Pada abad ke 18, permata ini ditambang di sana dalam periode lebih dari 60 tahun. Akan tetapi, kebanyakan diameter kristalnya ditemukan dalam ukuran beberapa sentimeter saja.

Kristal Topaz ukuran besar sekarang masih terdapat di Siberia atau Brazil, di daerah itu banyak yang ditemukan dalam ukuran cukup besar.

Spesimen Topaz dari berbagai negara, searah jarum jam Topaz Putih/Bening, Imperial Red Topaz, Green Topaz, Imperial Topaz, Sherry Topaz dan Blue Topaz
Topaz Imperial saat ini kebanyakan berasal dari Brasil terutama dari Minas Gerais. Sementara Topaz kuning emas, peach orange dan coklat yang secara komersial disebut precious Topaz, selain dihasilkan Brasil juga ditemukan di Srilangka.

Namun khusus bagi tukang dagang gemstones di USA, mereka menyebut Imperial Topaz hanya untuk varietas tertentu dengan warna oranye kemerahan, merah sherry, atau pink.

Topaz dalam mitologi
Batu ini telah dikenal paling tidak sejak 2000 tahun lalu dan konon kabarnya jadi salah satu dari batu dalam fondasi dari dua belas pintu gerbang menuju kota suci Jerusalem.

Selain sebagai lambang dari keindahan dan keagungan, batu-batu yang dianggap batu wahyu ini dimaksudkan untuk penjagaan ghaib dari bahaya atau pelindung dari musuh.

Menurut dongeng Mesir Kuno, Topaz tercipta dari cahaya keemasan Dewa Ra atau dewa matahari, senada dengan orang Romawi Kuno yang mendedikasikan Topaz untuk Dewa Jupiter (Zeus).

Fakta dan Topaz dalam mineralogi.
Colorless Topaz terdapat dalam jumlah besar, varietas bening ini banyak di-treated untuk mengubahnya menjadi biru. Blue Topaz yang beredar luas di pasaran kebanyakan adalah hasil treatment tersebut.

Formula kimia Topaz  Al2(F,OH)2SiO4, derajat kekerasan sangat handal, yaitu 8 pada skala Mohs. Berat jenis 3,5 dan indeks bias 1,63 - 1,64, luster vitreous nan gemerlap. Batu ini jika digosok dapat menimbulkan sifat listrik yang mampu bertahan sampai beberapa jam.

Topaz juga mineral yang bersifat pleokroisme yang artinya warna permata ini akan berlainan jika kristilnya dilihat dari sudut yang berbeda.

Nama Topaz bisa jadi berasal dari bahasa Sangsekerta atau bisa jadi juga bahasa Yunani, belum ada bukti kongklusif tentang kebenaran dua pendapapat tersebut.

Purple Topaz by Rob Lavinsky released under CC-BY-SA-3.0 
Ada tiga pendapat mengenai asal-usul nama Topaz, yaitu topazos (Yunani) yang berarti mencari, topaz (Sansekerta) yang bermakna api, dan topazios, nama pulau di Laut Merah di mana permata ini konon pertama kali ditemukan.

Topaz dengan kualitas tinggi termasuk langka, dengan jalan pemanasan pada suhu tertentu kualitas warna pada rough batu ini dapat ditingkatkan.

Permata ini banyak dibuat sintetisnya untuk tujuan akademis dan bukan untuk tujuan komersial. Topaz sintetis dibuat dari silika dan alumina dalam asam oksihidrosilika dengan campuran air yang dilakukan pada temperatur 500 derajat Celcius.

Varietas Topaz
Beberapa batu memiliki nama tersendiri untuk varietas yang berbeda. Seperti Amethyst untuk kecubung ungu dan Prasiolit untuk kecubung hijau atau Citrine untuk Amethyst kuning dan Ametrin untuk campuran keduanya.

Maka varietas Topaz biasanya dibedakan berdasarkan warnanya, seperti Colorless Topaz (Topas Bening), Blue Topaz, Pink Topaz, Topaz Hijau, Topaz Ungu dan seterusnya.
Natural Topaz dan berbagai warna yang dimilikinya  (Michael Jo, lisensi CC BY3.0)
Seperti yang telah disinggung di atas, range warna Topaz cukup luas, dimana masing-masing warna memiliki tone, intensitas dan bayangan warnanya masing-masing sehingga dalam istilah komersial Topaz memiliki banyak sekali nama.

Nama-nama seperti White Topaz, Anastasia Topaz, London Blue Topaz, Swiss Blue Topaz, Glacier Blue Topaz, Royal Red Topaz, EverGreen Topaz, Imperial Champiogne Topaz, Azutic Topaz adalah nama-nama batu ini secara komersial.

Nama khusus diterapkan untuk varietas tertentu, seperti Sherry Topaz yang range warnanya coklat kuning atau kuning coklat keemasan sampai oranye, di mana varietas ini digolongkan precious Topaz.
Sherry Topaz
Varietas paling mahal dan langka adalah Topaz dengan tone warna oranye kemerahan atau merah-oranye dengan nama yang khusus, yaitu Topaz Imperial.

Di Indonesia Topaz dikenal dengan berbagai nama, di antaranya: Akik Cempaka, Batu Daud, Batu Selong, Akik Baka dan Biduri Mayang.

Akik Cempaka, adalah Topaz dengan warna kuning yang dibedakan lagi menjadi Akik Mirah Cempaka dan Akik Ratna Cempaka, di pasar kadang disebut Topaz Madeira.

Batu Daud (Blue Topaz), Batu Selong (GreenTopaz), Akik Baka (Topaz merah daging) dan Biduri Mayang adalah sebutan bagi Topaz dengan warna buah sherry (kersen).

Topaz di gemstones market 
Topaz memang sudah dikenal umum secara luas, namun kemunculan Citrine yang harganya lebih reasonable segera menurunkan reputasi batu ini.

Apalagi secara komersial banyak orang menyebut Citrin sebagai 'Golden Topaz'. Meskipun batu ini bukan berasal dari mineral yang sama dengan Topaz.

Meski jenis mineralnya berbeda dengan Topaz, Citrine secara komersial disebut juga 'Golden Topaz'.
Untuk membedakan, Topaz disebut exotic gem atau permata eksotik, dengan embel-embel kata 'pure' di belakangnya untuk membedakannya dengan Citrine yang turunan Quartz.

Sekarang istilah itu mungkin tidak penting lagi karena semakin banyak orang tahu bahwa Citrine dan Topaz berasal dari mineral yang berbeda.

Permata gemerlap dan indah ini masih menunggu saat kebangkitannya di dunia permata sebagai batu yang memang patut disambut secara layak.


Jumat, 24 Februari 2017

Tidak Hanya di Burma, Rubi Juga Dihasilkan di Negara Ini

Burma atau Myanmar memang masyhur dengan tambang dan kualitas Rubi  yang dihasilkannya. Tempat penambanganya yang legendaris terletak di kota kecil bernama Mogok.
Fascinating Rubies, origin: Mozambique
Meskipun legendaris, tidak berarti Rubi dari tambang termashyur itu otomatis semuanya berkualitas bagus. Rubi berkualitas tinggi tetaplah sebuah permata langka dan tidak mudah untuk mendapatkannya.

Selain Burma atau Myanmar ternyata Rubi juga ditemukan di tempat-tempat lain, berikut beberapa tempat yang juga menghasilkan Rubi, permata yang dalam bahasa Sangsekerta di sebut 'Ratnaraj' atau rajanya batu permata.

Indochina
Di kawasan Indochina, deposit Rubi  terdapat di Vietnam dekat perbatasannya dengan China. Tambangnya terletak di sebelah utara Ha Noi. Tambang itu dibuka pada tahun 1983 dan di Luc Yen di tahun 1987.

Luc Yen, Vietnam
Rubi Vietnam umumnya berwarna merah dengan bayangan keunguan. Antara bulan November 1989 dan Maret 1990, lebih dari 3 juta carat Rubi dan Pink Safir berhasil ditambang dari salah satu daerah itu.

Dikatakan kualitasnya sebanding dengan Rubi Burma. Akan tetapi banyak yang pula yang menilai tingkat kejernihannya masih di bawah saudaranya dari Mogok itu.

Pasar batu di Luc Yen, penjualnya kebanyakan wanita paruh baya. Pasar ini mulai beroperasi sekitar tahun 1992 dan sekarang menjadi atraksi turis yang mencoba mengadu peruntungannya dengan membeli rough Rubi yang diperjual-belikan di pasar itu.
Rubi Vietnam kualitas terbaik memang hampir mendekati Rubi Mogok dengan merah yang mantap, namun sejak awal 1990-an Rubi yang dihasilkan kebanyakan berwarna merah pinky.

Sayangnya deposit Rubi jernih dan berkualitas kian jarang didapat di negara itu. Hal yang menyebabkan Rubi dengan asahan facet jarang lagi diproduksi di Vietnam.

Kawasan penghasil Rubi di Vietnam
Hanya beberapa tahun setelah deposit permata ini ditemukan, Rubi Vietnam kualitas terbaik bisa dikatakan telah menghilang di pusat-pusat penjualan batu permata.

Orang-orang luar yang mencari Rubi di negara ini ibaratnya bertualang ketika mereka berusaha mencari Rubi berkualitas bagus di negeri yang beribu kota di Ha Noi ini.

Thailand dan Kamboja
Pemasok utama Rubi lainnya adalah Thailand dan Kamboja, Rubi dari kedua negara ini biasanya berwarna merah tua sampai kecoklatan. Kandungan besinya yang tinggi pada Rubi Thailand dan Kamboja membuat permata yang dihasilkannya tergolong jernih.

Namun tingginya kadar besi itu menyebabkan berkurangnya tingkat kecemerlangan, bagi sebagian orang Rubi Thailand dan Kamboja seperti Garnet (Biduri Delima) dengan cahaya bening seperti kaca.

Rubi Thailand
Jarang ditemukan deposit Rubi dengan kandungan rutil yang memberi efek translucent (semi transparan) atau efek kilap sutra. Meski begitu, ‘Mirah Siam’ yang khas ini dianggap Rubi terindah kedua setelah Rubi Mogok dan disukai di Amerika.

Srilangka
Sejak dahulu kala Srilangka terkenal sebagai penghasil permata dengan gemerlap yang mengagumkan. Di sini banyak ditemukan berbagai permata yang indah. Di antaranya Safir dan tentunya juga Rubi.

Rubi-rubi terbaik kelas dunia pernah di temukan di negara yang mayoritas penduduknya menganut ajaran Buddha ini.

Meskipun kebanyakan Rubi Srilangka tone atau warna bayangannya cenderung  pink, namun Rubi berkualitas tinggi dari negeri ini hampir tidak bisa dibedakan dengan saudaranya dari Mogok.

Tingkat kecemerlangan Rubi Srilangka termasuk kuat dan Rubi dengan efek asterisme (Rubi Star) juga tak jarang ditemukan di sini.

Rubi Star Srilangka dengan tone warna magenta yang mantap.
Selain negara-negara di atas, deposit Rubi juga ditemukan di Pakistan sebelah utara di daerah Lembah Hunza, juga di  Kashmir, Tadjikistan, Laos, Nepal, India, dan Afghanistan.

Sementara Rubi India di ditambang di daerah Mysore dan Orrisa, deposit  kristalnya besar-besar dengan banyak mineral pengotor di dalamnya. Tetapi tetap saja tampak indah jika dijadikan  manik-manik (beads) atau diasah dalam bentuk cabochon.

Madagaskar
Sejak lama negara ini dikenal sebagai ‘surganya mineral’. Tanahnya kaya dengan berbagai mineral berkualitas permata. Namun hasil utama negara pulau ini adalah blue dan pink Safir.

Tambang Rubi di Madagaskar terletak ribuan kilo meter dari kota pelabuhan Vatomandry dan Andilamena. Kualitas Rubi dari Vatomandry umumnya lebih baik dari Andilamena. Di mana yang pertama mendekati kualitas Rubi Burma dan yang kedua warnanya lebih gelap.

Rubi Madagaskar - untreated
Deposit Rubi dengan kandungan rutil yang berpotensi menghasilkan Rubi Star juga ditemukan di negara yang terletak di Samudra Hindia ini.

Secara umum kebanyakan rough dari kedua tambang itu telah melalui perlakuan khusus dengan teknik pemanasan (heated) untuk meningkatkan kejernihan atau keindahan warnanya.

Benua Afrika
Rubi juga ditemukan di benua Afrika. Di Mozambique salah satunya,  Kenya dan Tanzania juga menghasilkan Rubi.

Jika depositnya cukup bersih (tidak banyak tercampur mineral lain) warna Rubi Kenya dan Tanzania akan indah dan kuat, di mana variasi warnanya dimulai dari merah muda sampai merah tua.

Rough Rubi Tanzania
Namun di kawasan ini pun Rubi dengan intensitas warna, kejernihan, kemurnian, dan ukuran terbaik pun sangat langka ditemukan sehingga jarang dibentuk facet.

Itulah beberapa negara yang tanahnya diketahui mengandung deposit Rubi, bagaimana dengan Indonesia, adakah tambang Rubi di Indonesia?

Sayang sekali, sampai sekarang belum pernah ditemukan deposit batu ini di tanah air, namun jangan khawatir, negara kita sangat kaya dengan berbagai mineral, termasuk mineral berkualitas permata yang unik dan langka.

Banyak batu asli Indonesia ini yang tak kalah indah dan menarik, menunggu untuk segera dan diangkat ke dalam blog khusus pecinta permata ini.

Baca juga:
Mogok yang Terkenal Sebagai 'The Capital City of Rubies'


Mogok yang Terkenal Sebagai 'The Capital City of Rubies'

Rubi menyandang nama besar sejak berabad-abad yang lalu, si Raja Permata nan merah menawan itu jadi favoritnya para raja, ratu dan kaum bangsawan. 


Ruby
Rubi
Dari manakah Rubi berasal? Setelah sebelumnya berkenalan dengan Rajanya Permata, dan permatanya para raja ini, sekarang mari kita berkelana ke negeri-negeri eksotik penghasil batu mulia itu. Bagi yang belum sempat mengenalnya silahkan menjumpainya di sini.

Mogok
Sejak berabad-abad yang lalu, Myanmar atau yang dulu bernama Burma terkenal sebagai salah satu penghasil aneka permata indah paling terkemuka, Rubi hanya salah satunya.

Adalah sebuah kota bernama Mogok, dimana Rubi dengan kualitas terbaik dihasilkan dari area-area tambang di kota kecil ini.

Selamat datang di negerinya Raja Batu Permata
Penambangannya sudah dimulai sejak zaman batu dan tersohor dengan kualitas menakjubkan permata Rubi yang dihasikannya.

Tak heran jika orang bertanya di mana Ibu Kota Rubi? Jawabnya adalah: Mogok. Selain kuantitas, deposit Rubi dari tambang termahsyur ini umumnya merah jernih dan bersih.

Mogok Rubies
Rubi Mogok, 3.13 carats dan  9 cm Photo: Jeff Scovil
Rubi dengan tone warna merah yang nyaris sempurna banyak dihasilkan daerah ini, dalam istilah dagang dikenal dengan nama Pigeon Blood (merah dengan sedikit bayangan keunguan) .

Pigeon Blood dari Burma memiliki intensitas/kedalaman dan tone warna yang mantap dengan tingkat kecemerlangannya yang mengagumkan.

Rubi Mogok
Tambang Rubi di Mogok sudah dikenal sejarah sejak lebih dari 1.000 tahun lalu dan dari sinilah tempat asalnya banyak permata Rubi dengan kualitas terbaik dihasilkan.

Tingkat dispersi Rubi Mogok terkenal tinggi, sehiingga dengan kekuatannya memantulkan sinar, Rubi dari Mogok tetap terlihat dalam berbagai kondisi cahaya. Kecerlangannya hanya dikalahkan oleh Berlian.

Di samping Rubi jernih berkualitas dunia, Mogok juga menghasilkan Rubi Star dengan kualitas terbaik yang hampir tiada tandingannya.
Rubi Star - Mogok
Mong Hsu
Kemudian sejak tahun 90an sampai sekarang Mong Hsu (kota kecil lain di timur laut Myanmar) menjadi pemasok penting sejumlah besar Rubi yang banyak diperjual-belikan di Thailand.

Namun banyak yang mengatakan kualitas Rubi dari Mong Hsu (dibaca: Maing Shu) belum setara dengan Rubi Mogok.

Meski tetap indah dan cemerlang, deposit atau rough-nya cenderung menampilkan dua warna, yaitu merah dengan inti ungu gelap.

Mong Hsu
Untuk menimbulkan warna merah seperti seharusnya, Rubi Mong Hsu biasanya dikenakan perlakuan khusus. Yaitu dengan memanaskannya (heat-treated) dalam suhu tertentu selama waktu yang tertentu pula.

Teknik pemanasan kadang dilakukan sampai tingkat hampir mendekati titik lelehnya. Hal ini dimaksudkan agar berbagai zat inklusi atau pengotor ‘teraduk’ secara lebih merata ke seluruh bagian mineral induk. Sehingga dihasilkan Rubi dengan kerjenihan dan intensitas warna yang lebih merata.
Contoh spesimen Rubi Mong Hsu dan jejak-jejak hasil pemanasan yang dilihat dengan lup berkekuatan minimal 10 X.
Perlakuan non alami ini masih bisa diterima di pasar internasional batu permata, di mana Rubi hasil treatment kategori H (heated) masih tetap dihargai cukup mahal. Namun ada juga yang merasa Rubi Mong Hsu tetap harus dibedakan dari Rubi Mogok.

Sekedar anda tahu, hampir semua Rubi di pasaran adalah hasil treatment. Ruby non-treated  tentu saja tersedia namun anda harus membayar dengan harga yang jauh lebih tinggi untuk mendapatkannya.

Ada satu lagi tambang baru di Myanmar, tepatnya di Nanyazeik, provinsi Kachin. Namun deposit yang dihasilkan tampaknya belum cukup banyak, terlalu cepat untuk mengatakan daerah ini sebagai salah satu sumber penting permata Rubi, setidaknya untuk saat ini.

Baca juga:
Kilau Rubi, Rajanya Batu Permata
Batu Safir, Cuts dan Kualitas Terbaik si Permata Kahyangan


Kamis, 23 Februari 2017

Keajaiban Turmalin, Batu dengan Sejuta Warna

Dalam perjalanannya yang panjang dari bumi menuju langit, Turmalin sempat melalui pelangi dan bermandikan cahayanya.

Warna-warni pelangi pun bagai tersimpan dan kemudian terpancar kembali setelah ia menjelma menjadi permata. Di gemerlap dunia permata tak ada yang bisa menandingi Turmalin dalam soal warna. Hampir semua warna ada pada batu ini.

Konon menurut sebuah dongeng kuno di Mesir, Turmalin yang tercipta di dasar bumi pergi berkelana ke atas langit, ketika melewati pelangi ia pun bermandikan cahayanya.

Tourmaline
Kristal Turmalin dengan rangkaian warnanya yang menakjubkan.
Cahaya pelangi tersimpan dan kemudian terpancar kembali pada batu ini. Jika ada batu lain dinamakan ‘telur petir’ maka tidak heran jika ada orang menjuluki Turmalin sebagai 'The Rainbow Stone' atau Batu Pelangi.

Asal nama Turmalin
Kata Turmalin sendiri berasal dari bahasa Sinhala, ‘tura mali’ yang berarti batu penuh warna. Selain warna-warninya, ada keistimewaan lain yang dimiliki Turmalin, yaitu satu kristal bisa memiliki lebih dari dua warna yang berbeda.

Ada juga Turmalin yang mengubah warnanya di bawah sinar matahari, menjadi warna lain di bawah cahaya artifisial. Sungguh permainan warna yang tiada duanya.

Tourmaline
Gemerlap Turmalin
Mengapa batu ini hadir di alam dengan begitu banyak warna, bahkan ada satu batu atau kristal yang memiliki lebih dari dua warna?

Untuk memahaminya barangkali kita tidak bisa menanyai sang pelangi yang konon telah memandikan Turmalin dengan warna indahnya. Ada baiknya kita sedikit memahami susunan kimia batu dengan colors display nan ajaib ini.

Turmalin dalam mineralogi
Secara minerologi Turmalin bukanlah batu dengan kristal tunggal, melainkan terdiri dari adonan alumunium boronsilikat dan alkali plus unsur-unsur lain.

Unsur-unsur pembentuk Turmalin tadi sangat kompleks dan berubah-ubah komposisinya. Sedikit saja terjadi perubahan komposisi akan menyebabkan perubahan warna secara total.

Kristal tunggal Turmalin dengan atau lebih dari dua warna.
Kristal Turmalin dengan satu warna tunggal termasuk langka, karena bongkahan kristal yang sama seringkali tampil beraneka warna dengan nuansa yang berbeda-beda

Tidak saja kaya warna, ciri lain batu ini ialah memiliki efek yang disebut dikroisme. Satu warna bisa tampak dengan nuansa atau intensitas berbeda, bisa jadi lebih kuat atau lebih lembut, tergantung dari arah atau sudut mana Anda memandangnya.

Warnanya akan tampak lebih intensif jika kita memandang ke arah sumbu utama kristal. Di sinilah ketelitian pemotong dan pengasah batu diperlukan untuk menentukan sudut yang tepat agar maksimal ‘mengeluarkan’ warna terkuat yang dipancarkan batu ini.

Tambang Turmalin
Deposit Turmalin tersebar hampir di seluruh penjuru dunia. Namun penghasil/pemasok utama terbesar adalah Brasil, Srilangka, Afrika Barat dan Barat Daya, Nigeria, Zimbabwe, Kenya, Tanzania, Mozambik, Madagaskar, Pakistan dan Afghanistan dan USA, utamanya di California dan Maine.

Meski depositnya tersebar dan banyak ditemukan di mana-mana, Turmalin dengan kualitas yang betul-betul bagus ternyata cukup langka juga. Karena itulah mengapa harga batu ini pun sangat bervariasi seperti warnanya yang sangat beragam itu.

Kedudukan Turmalin di dunia batu tidak usah dipertanyakan lagi, eksistensinya tak terbantahkan. Keindahan dan kecantikannya tidak saja memikat hati pecinta batu, tapi bahkan menarik minat para ilmuwan karena batu ini mempunyai sifat fisik tersembunyi yang bisa bikin orang takjub.

Jika Turmalin digosok dengan tangan atau dipanaskan 100ยบ C kemudian dibiarkan sampai dingin batu ini akan bermuatan listrik. Salah satu ujungnya bermuatan listrik positif dan satunya lagi bermuatan negatif.
Turmalin, foto: Didier Descouens di bawah lisensi Share Alike
Dalam istilah sains disebut ‘pyro-electricity‘, sifat listrik yang ditimbulkan oleh api/panas ('pyr' dari bahasa Yunani yang berarti api).

Orang Belanda yang pertama kali mengetahui fenomena ini menamakan batu ini ‘aschentrekker‘. Orang-orang Belanda itu jugalah yang pertama kali membawa batu ajaib ini ke Eropa

Anehnya Turmalin  hitam yang kaya kandungan besi justru tidak memiliki sifat listrik. Mungkin karena konsentrasi besi yang tinggi inilah yang justru menetralkan sifat listriknya.

Nama khusus bagi Turmalin berdasar warnanya
Selain warna-warninya begitu indah, sebagai pelengkap kekayaan warnanya, batu ini pun memiliki nama-nama yang sangat beragam dimana setiap varian memiliki nama khusus baik dalam istilah perdagangan maupun istilah mineralogi.

Di Indonesia sendiri nama-nama Turmalin tergolong unik dan seperti tidak ada kaitannya satu sama lain, seperti Biduri Yama, Akik Cempuring, Akik Semangka, Biduri Pakis, Akik Manila dan banyak lagi.

Turmalin dalam berbagai bentuk asahan dengan berbagai warna indah yang dimilikinya, mulai dari Multicolor Tourmaline, Rubellite (merah dan pink), Tricolor, Verdelite (hijau), Canary Tourmaline (kuning terang), Cat’s Eye Tourmaline (hijau dengan efek mata kucing), Indigolite (purple), dan Chrome Tourmaline (hijau).
Semua itu merujuk pada batu yang sama: Turmalin. Nama-nama itu disesuaikan dengan warna yang dimiliki tiap individu dengan warna tertentu. Secara internasional nama-nama Turmalin adalah sebagai berikut:

Achroit adalah Turmalin bening atau tidak berwarna. Dravit, sebutan bagi Turmalin berwarna kuning tua sampai oranye kehitaman, namanya dari nama sungai di Rusia, tempat pertama kali Turmalin jenis ini ditemukan.

Indigolit, varietas Turmalin dengan warna biru yang indah. Turmalin ini adalah satu-satunya permata berwarna biru yang dapat ditarik dengan magnet. Kadang Indigolit juga dijadikan imitasi/tiruan dari batu yang lebih mahal, Safir.

Siberit, Turmalin ungu atau warna lavender. Jenis Turmalin yang cukup langka. Warnanya diperkirakan campuran dari pink yang disebabkan penyusup ion mangaan dan biru dari ion besi.

Rubelit, Turmalin berwarna merah yang intensif, jika tetap berwarna merah dalam cahaya matahari atau cahaya buatan. Jika berubah menjadi pink di bawah cahaya lampu maka disebut Pink Tourmaline.

Schorl atau Turmalin hitam. Turmalin dengan kandungan logam besi yang tinggi, sehingga jika sebagian besar Turmalin bisa mengandung sifat listrik/magnet, yang hitam ini malah tidak menunjukkan fenomena ajaib itu.

Verdelit, Turmalin berwarna hijau. Varian paling menarik dari Turmalin hijau disebut Turmalin Paraiba. Batu ini belum ditemukan sampai tahun 1987 di Brasil di negara bagian Paraiba. Warnanya hijau sampai hijau kebiruan dan sejak pertama kali ditambang termasuk permata yang paling dicari orang.

Tourmaline Jewelries
Jika warna hijaunya disebabkan oleh ion krom atau vanadiaum maka disebut Turmalin krom. Diantara varietas Turmalin hijau, Chrome Tourmaline adalah Turmalin Verdelit yang hanya ditemukan di Tanzania, Afrika Timur

Watermelon Tourmaline atau Turmalin Semangka memiliki pola warna khusus pada kristalnya, hijau di luar dan merah di dalam seperti buah semangka dibelah.

Ada juga varietas ‘Turmalin Semangka’ dengan warna pink di bagian ‘kulit’ dan kuning bagian intinya, atau berbagai variasi warna yang lain dengan pola yang serupa.

Canary Tourmaline, Turmalin kuning terang seperti warna burung kenari. Berasal dari Malawi. Termasuk pendatang baru di dunia perbatuan. Warnanya yang sangat mencolok itu semakin meneguhkan Turmalin sebagai si permata pelangi.

Bicolor Tourmaline, jika batu ini memiliki dua warna dan Tricolor Tourmaline, jika memiliki tiga warna atau multicolor jika memiliki lebih dari tiga warna. Varian dengan tampilan warna seperti ini pun masih memiliki nama khusus tergantung bagaimana bentuk dan tampilan campuran warna-warna tersebut.

Tourmalin yang bening hampir tak berwarna namun dengan kedua ujung berwarna hitam disebut ‘Mohrenkopf‘, sejenis kue/cake yang terkenal dari Jerman. Jika salah satu ujungnya merah maka dinamakanlah ia ‘Turk’s Head Tourmaline‘.

Kristal Turmalin, tidak salah jika batu ini dijuluki "The Rainbow Stone"
Tourmaline Cat’s Eye, adalah jenis Turmalin dengan warna hijau atau pink dengan display katoyan (mata kucing) pada permukaan batu, biasanya digosok bentuk cabochon.

Begitu variatifnya warna-warna yang terdapat pada Turmalin sehingga kadang membingungkan karena serupa dengan permata lain.

Namun dari sifat optis dan karakter fisik yang mereka miliki, seperti pleokroisma (perubahan warna jika dilihat dari sudut tertentu) dan pembiasan gandanya maka identifikasi batu ini biasanya tidak memakan waktu lama.

Batu ini memiliki kekerasan yang handal, 7 sampai 7,5 pada skala Mohs sehingga cocok untuk pemakaian sehari-hari dengan perawatan yang juga simpel. Cukup di bersihkan dengan sikat lembut dan sabun biasa untuk menghilangkan kotoran yang melekat di permukaannya.


Warna-warni Garnet si Biduri Delima

Di antara permata berwarna merah ada satu yang sudah sangat terkenal sejak dulu kala. Masih termasuk keluarga mineral silika namun dalam kelompoknya sendiri, permata ini dikenal sebagai Garnet. 

Garnet
Kelompok permata Garnet
Mineral ini banyak menghasilkan permata dengan warna seperti biji buah granatus atau pomegranate (buah delima). Kata ‘Garnet’ sendiri berasal dari bahasa Latin yang artinya merah tua, warna khas permata ini.

'Granatus’ dalam bahasa Inggris jadi 'grain' yang artinya butiran, karena deposit atau kristal Garnet banyak ditemukan berbentuk butiran yang melekat pada host atau batu induk tempat mereka tumbuh.

Garnet
Rough atau Kristal Garnet
Secara kimia Garnet adalah A2B3(SiO4)3 dimana A = besi, calsium, magnesium, aloy besi magnesium dan mangaan. Sementara B = besi atau alumunium, disingkat  A + besi/alumunium silikat.

Nama Garnet mungkin terdengar agak asing di telinga orang Indonesia, walau sebenarnya batu ini sudah lama dikenal sebagai permata, karena juga dihasilkan di beberapa wilayah di negeri ini.

Istilah umum permata ini di Indonesia Akik Delima atau Batu Delima yang dikenal dengan berbagai nuansa merahnya nan bening itu.

Dari zaman dulu Garnet memang dikenal sebagai sumber permata berwarna merah namun sesungguhnya mineral ini mempunyai lebih dari sepuluh permata turunan yang berlainan warna.

Permata keluarga Garnet
Turunan Garnet itu memiliki komposisi kimia dan sifat fisik (derajat kekerasan, luster, berat jenis, indeks refleksi) yang serupa, warnanya mulai dari bening sampai hitam, kecuali biru yang tidak dimiliki kelompok permata ini.

Mengapa Garnet bisa memiliki begitu banyak warna? Mineral ini termasuk seri isomorf, mineral dengan spektrum warna berbeda. Dimana hal ini disebabkan oleh bermacam-macam unsur logam yang dikandungnya.

Senyawa logam pada Garnet bisa berupa kalsium, magnesium, besi (Fe2+ dan Fe3+), mangaan, aluminium, atau dengan unsur penyusup pada mineral induk berupa titanium dan khrom.

Senyawa-senyawa logam itulah yang menyebabkan kelompok permata ini memiliki warna-warni yang sangat berlainan satu sama lain meski induk mineralnya sama yaitu silikat atau SiO4

Garnet langka
Ada juga spesies Garnet yang  langka, seperti Garnet berbintang atau Star Garnet. Efek ini didapat jika Garnet mengandung inklusi rutil yang sangat halus dan biasanya asterism pada Star Garnet menampilkan bintang bersayap empat atau enam.

Star Garnet
Warna Star Garnet biasanya merah sangat gelap kehitaman, kebanyakan translucent (semi transparan) atau opaque (tidak tembus cahaya) Sejauh ini hanya dua tempat yang menghasilkan Garnet langka ini, di pegunungan Idaho di Amerika dan satu di India.

Terdapat pula Garnet yang berubah warna tergantung sumber cahaya. Garnet varietas ini bahkan lebih langka lagi. Jika didapat spesimen dengan kejernihan yang tinggi harganya bisa menjadi sangat mahal.

Garnet yang dapat berubah warna.
Kekerasan Garnet sangat handal, mencapai 7 - 7.5 pada skala Mohs. Termasuk batu yang banyak diolah, karena proses pengerjaannya relatif tidak serumit membuat perhiasan berlian, misalnya.

Sekitar 500 tahun silam Garnet dan semua permata berwarna merah yang digosok cabochon/dome disebut karbunkel (carbuncle stone). Maklum, zaman itu mineralogi belum secanggih sekarang, sehingga semua cabochon merah akan disebut ‘carbuncle’.

Sekarang secara komersial Garnet (merah) kadang disebut Rubi Arizona, Spinel Arizona, Rubi Montana atau Rubi Meksiko, nama yang sebenarnya kurang tepat karena  Rubi dan Spinel berasal dari jenis mineral yang berbeda.

Garnet terbagi dalam dua kelompok utama
Kelompok pertama: Garnet pyralspite/piralspit (aluminium), yaitu kelompok Garnet Pyrope-Almandine-Spessartite, yang merupakan jenis paling banyak dari kelompok mineral ini. Warna khasnya merah dan kuning sampai oranye.

Piralspit/Pyralspite Garnet
Kelompok kedua: Garnet ugrandite (kalsium), istilah bagi Garnet dalam kelompok Uvarovite-Granolarite-Andradite. Kelompok ini variasi warna yang lebih luas, mulai dari bening sampai hitam. Beberapa memiliki warna yang khas sehingga mereka memiliki nama khusus.

Garnet Ugrandite
Nama dan jenis permata keluarga Garnet
Pyrope dan Almandine memiliki warna yang sama yaitu merah, namun Almandine biasanya agak lebih gelap dari Pyrope. Meski begitu keduanya hampir tidak bisa dibedakan karena karakter fisik mereka (luster, air batu, indeks refleksi/tingkat kecemerlangan, dan properti fisik lainnya yang serupa).

Pyrope Garnet
Pyrope adalah magnesium almunium silikat sementara Almandine besi almunium silikat. Dengan bantuan magnet neodymium yang kuat bisa dibedakan di antara keduanya, Almandine akan bereaksi terhadap gaya tarik magnet karena kandungan besi yang dimilikinya.

Garnet Almandine (kadang disebut juga almandit) berkualitas permata kebanyakan translucent (semi transparan). Sedangkan rough/mineral mentahnya kebanyakan opaque (tidak tembus cahaya) dan dianggap tidak berkualitas permata. Spesimen ini biasanya digunakan untuk berbagai keperluan industrial.

Dari Pyrope dan Almandine muncul pula Rhodolite yang ‘adonan’ mineralnya merupakan campuran antara keduanya. Ia memiliki kedua unsur magnesium dan besi dengan perbandingan yang juga bervariasi, warna spesies ini merah buah rasberi, range warnanya merah pink keunguan sampai merah pekat keunguan .

Rhodolite 
Spessartite Garnet adalah spesies garnet dengan kandungan mangaan dan almunium. Spessartite hadir dalam berbagai nuansa oranye. Terkadang disebut juga Mandarin Garnet. Meski namanya ‘mandarin’ varietas ini banyak didapat di Afrika.

Garnet ugrandit (kalsium) yang terdiri dari Uvarovite, Grossular dan Andradite
Uvarovite adalah keluarga mineral Garnet yang sangat langka. Warna hijaunya cemerlang seperti zamrud. Kebanyakan deposit kristalnya kecil-kecil, yang bertumbuh berupa drusy atau kristal kecil menyelimuti batu host-nya.

Uvarovite Garnet
Grossular adalah famili Garnet kalsium yang paling banyak variasi warnanya, kebanyakan dengan warna gelap namun ada juga dengan warna lebih cerah bahkan bening.

Grossular
Salah satu spesies Grossular yang terkenal dan langka adalah Tsavorite yang berwarna hijau cemerlang. Grossular dengan warna-warna lain dinamakan Hessonite. Ukuran deposit Grossular hijau pun kecil-kecil seperti Uvarovite.

Andradite, Garnet kalsium satu ini kebanyakan berwarna merah, namun dia juga hadir dengan warna lain dengan yang khusus pula untuk setiap warnanya.

Chrome Andradite: hijau gelap, hanya ditemukan di Lembah Paushir, Kunar Afghanistan. Demantoid (Andradite hijau), Melanit (Andradite hitam), Topazolite (Andradite kuning sampai oranye).

Keenam permata dengan warna-warni indah itu pun memiliki nama khas Indonesia, karena batu ini memang sudah cukup lama dikenal dalam dunia perhiasan kita. Dalam kerajaan permata, Garnet termasuk semi precious stone.

Garnet populer di Indonesia dengan nama komersial Batu Delima 
Hampir semua Garnet yang beredar di pasaran tidak melalui proses treatment untuk enhancement (peningkatan kualitas) baik itu heat treatment, dyed (celup) atau radiasi tertentu. Depositnya cukup melimpah sehingga harganya tidak terlalu mahal kecuali untuk beberapa spesies yang memang langka.

Kekerasannya tangguh, 7-7,5 pada skala Mohs sehingga kilap vitreous-nya awet dan tidak memerlukan perawatan khusus, cukup dengan air hangat dan sabun biasa untuk menjaga kecemerlangannya.

Nah, itu baru sebagian kecil saja dari permata kelompok Garnet, masih banyak varietas menarik lain dalam kelompok ini, ikuti terus mochsardi.blogspot.co.id, kita akan coba ungkap satu persatu…. stone by stone.

Baca juga: Pyrope, Batu Delima yang Terkenal sejak Zaman Nabi Nuh