Agate (background, photo by Lech Darski) - CC BY-SA 4.0 |
Terminologi Agate secara umum diterapkan bagi semua batu Kalsedoni dengan jalur atau garis berbentuk pita, namun banyak juga Agate yang tidak memiliki pola ini dengan jelas.
Agate seperti itu biasanya lebih translucent dengan inklusi berbentuk serabut, seperti cabang/ranting tumbuhan atau jalinan lumut. Nama khusus untuk tipe ini adalah Dendritic Agate dan Lumut/Moss Agate atau Lace Agate.
Warna-warni yang menawan dan keragaman coraknya membuat batu ini sangat unik dan tidak ada satu batu pun yang sama dengan batu lainnya.
Koleksi berbagai spesimen Agate 1920-1950 - foto by Dsdugan C0 |
Batu ini sudah sangat lama dikenal manusia, mungkin termasuk permata yang pertama digunakan sejak masih era purbakala alias masa pra sejarah.
Ribuan tahun lalu bangsa-bangsa Sumeria, Mesir dan Yunani Kuno memanfaatkan Agate bukan saja sebagai perhiasan tapi juga dalam upacara-upacara ritual mereka.
Indonesia tentu saja tak ketinggalan, Agate atau Akik telah lama dikenal dan entah berapa ratus atau ribu jenis, tipe dan nama yang diberikan untuk batu yang tak pernah kehilangan penggemar ini.
Nama untuk Agate ini memang tergolong unik, hampir tidak ada ketentuan yang baku, nama-nama itu seringkali diberikan oleh si penjual, kolektor atau pemiliknya sendiri.
Spesimen Dendritic Agate - origin Ken River, India. Foto by By 峠 武宏 CC BY-SA, 3.0 |
Cukup membingungkan, bukan? Tapi begitulah nasib batu yang jumlahnya melimpah dengan varietas dan tipe yang juga seolah tak ada habis-habisnya.
Nama-nama Agate
Seperti disinggung di atas, nama-nama Agate boleh dibilang tak akan bisa dibilang hehe.. kita sendiri memiliki nama lokal yang banyak sekali untuk batu jenis ini.
Demikian pula di dunia internasional, meski jenis batunya cuma satu yaitu Agate atau Akik, tapi namanya ada ratusan atau bahkan ribuan. Akan sangat sulit untuk menghafalnya satu persatu.
Agate origin Queesland Australia, foto by Lech Darski - CC SY-BA 4.0 |
Beberapa nama internasional Agate itu di antaranya: Onyx, Sardonyx, Moss Agate, Fire Agate, Carnelian, Blue Lace Agate, Fortification Agate, Iris Agate, Dendritic Agate, Sagenite Agate, dan banyak lagi.
Bagaimana Agate Terbentuk?
Ada beberapa teori mengenai genesa (keterjadian) batu ini, sekilas telah disinggung di blog ini dalam artikel tentang Quartz yang silakan anda klik linknya di sini.
Tapi baiklah mari kita sedikit kita ulang. Kejadiannya barangkali tidak sesederhana uraian di bawah ini, tapi inilah pendekatan yang paling bisa dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.
Spesimen Agate origin Argentine - foto wiki |
Ketika silika koloid itu semakin tinggi kadar silikanya, agar-agar silika mulai terbentuk pada dinding rongga tersebut. 'Agar-agar' tersebut perlahan mengkristal membentuk lapisan kristal mikrokristalin.
Sedikit demi sedikit, lapis demi lapis permukaan kristal itu tertutupi lagi oleh gel silika yang masuk berikutnya yang kemudian juga terkristalisasi. Lama kelamaan lapisan kristal itu pun menebal.
Fire Agate, sejenis Agate langka, origin Aguasculientes, Mexico - foto by Rob Lavinsky, iRock.com - CC-BY-SA-3.0 |
Pencampuran itu menghasilkan perubahan warna, tidak heran jika ada gradasi warna atau terbentuk lapisan-lapisan warna yang tegas pada satu kristal tunggal.
Ketika zat asing itu ikut terkristalisasi dihasilkanlah Agate dengan rupa-rupa inklusi yang bisa berbentuk lembaran, ranting/cabang pohon atau seperti jalinan lumut.
Meskipun Agate biasanya terbentuk dalam batuan lava, batu ini bisa juga terbentuk pada batuan endapan (sedimentary rock) seperti limestone atau batu gamping/kapur.
Itu sebabnya mengapa kristal Agate seringkali ditemukan dalam bebatuan pejal atau batu gamping yang terdapat pada alur-alur lembah atau di area perbukitan.
Lalu mengapa banyak kristal Agate ditemukan disekitar daerah aliran sungai? Hulu-hulu sungai berada di sekitar pegunungan, dimana kristal batu ini dulunya terbentuk ketika gunung-gunung itu masih aktif.
Oleh berbagai peristiwa alam, pelapukan batuan, hujan lebat atau banjir, longsor dan serupa itu, maka kristal-kristal itu jauh terbawa arus sepanjang alur sungai tersebut.
Sejarah si Batu Akik
Sejarah batu Akik internasional barangkali tidak bisa dilepaskan dari sejarah pusat pengolahan batu di Idar-Oberstein, sebuah kota kecil di Jerman.
Kota kecil yang diapit pegunungan Hunsrück itu sejak lama terkenal sebagai sentra industri pengolahan Agate dan Jasper yang depositnya dihasilkan wilayah di sekitarnya.
Idar-Oberstei, Jerman foto CC BY-SA 3.0 |
Deposit yang ditemukan pada tahun 1800an itu kemudian dikapalkan ke Idar-Oberstein untuk diolah di sana.
Tentu saja datangnya bahan baku mentahan tersebut disambut gembira oleh para pengrajin yang memang tradisinya sebagai perajin batu telah berbilang abad.
Dari pusat industri pengolahan Agate dan jasper, kini Idar-Oberstein menjadi salah satu pusat cutting dan polishing permata paling penting dan terkemuka di dunia.
Deposit Akik tersebar hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia yang tercatat menjadi salah satu sumber penting permata ini.
Beberapa tempat seperti Martapura di Kalimantan telah lama dikenal sebagai sentra pengolahan batu legendaris di negeri ini.
Kecuali varietas yang sangat unik dan langka secara umum permata ini harganya relatif tidak terlalu mahal, kekerasannya mumpuni dan perawatannya tidak rumit.
Kecantikan warna dan pola-polanya yang unik dan sangat beragam menyebabkan Agate disukai hampir semua kalangan mulai dari penggemar permata sampai kolektor, sehingga tidak salah jika dikatakan Agate adalah permatanya sejuta umat.
Kisah batu unik lainnya :
Ocean Jasper, Batu Unik dari Madagaskar
Kisah di Balik Pietersite alias si Batu Badai
Dan ini Kisah Batu 1001 Malam
Keindahan Permata Sungai Dareh atau Idocrase
makasih yah infonya sangat membantu
BalasHapussewa mobil di bali