Minggu, 18 Maret 2018

Mengenal Keindahan dan Warna-warni Pietersite

Pietersite termasuk batu langka yang didominasi warna biru atau abu gelap dengan corak unik ilusif yang ditingkahi warna keemasan dan merah nan menawan.


Pietersite (foto : googleimage)
Batu dengan pola corak seperti badai ini masih keturunan Quartz, berkerabat dengan Tiger's Eye dan Hawk' Eye. Luster-nya silky dengan chatoyansi di sekujur tubuhnya seperti pada kedua batu di atas.

Bedanya, schiller effect (katoyan) pada Tiger's atau Hawk's Eye bersifat linear paralel, lurus atau mengikuti jalur tertentu, maka pada Pietersite katoyansi-nya chaotic, random atau acak yang justru menambah keindahannya.

Pola warna pada batu ini akan mengingatkan orang pada badai yang terjadi pada atmosfir sebuah planet. Kontras biru dan warna keemasannya begitu ilusif, dramatis dan mengagumkan.

Sejarah Penemuan Pietersite
Pietersite belum lama dikenal dunia. Pertama kali ditemukan tahun 1962 di Namibia, Afrika Selatan, oleh Sidney 'Sid' Pieters, seorang tokoh perbatuan paling menonjol di Namibia,

Ia lahir dan dibesarkan di Namibia pada tanggal 8 Maret 1920 dan meninggal tahun 2003. Ayahnya pekerja tambang timah yang wilayah tambangnya berada di dataran Erongo dan ikut mendirikan beberapa perusahaan tambang penting di negara itu.
Contoh spesimen Pietersite Afrika, foto By R12347
Bijih timah diperoleh dari batuan pegmatit (batuan beku hasil dari pergerakan dan pembekuan cairan lava), dan batuan keras dengan tekstur kasar ini seringkali mengandung material permata.

Mineral seperti Beryl, Topaz, Turmalin, Safir, Rose Quartz dan banyak mineral lain termasuk rare material (unsur logam yang jarang  terdapat di alam) seperti Niobium, Iodium, dan Tantalalum seringkali terdapat dalam batuan ini.

Ketika menemukan Turmalin ia memutuskan mengekplorasinya secara komersial. Sejak itu ia pun memulai bisnis perbatuannya dengan membuka workshop  "The Usako Gemstore" di Usako pada tahun 1945

Selang dua dekade kemudian, tepatnya tahun 1963 Sid membuka workshop "House of Gems" di Windhoek, ibu kota negara itu.

Selain dari dua tambang miliknya di Karibib dan Usako, spesimen Turmalin yang diperdagangkannya berasal dari lokasi lain, seperti Spitzkop, Erongo, Onganja, Berg Aukas, Rossing, Arandis, Otavi, Brandberg, Tsumeb Mine dan Mile 72.

Lokasi terakhir berada dekat Swakopmund di mana di sana ditemukan Jeremejevite, permata langka yang harganya rruarr biasa itu.

Tidak kurang dari 60 tahun Sid menjadi dealer penting berbagai spesimen Turmalin indah yang dihasilkan Namibia.

Pietersite yang dibentuk sphere (bola)
Atas jasa dan konstribusi bagi mineralogi di negara itu, tahun 1998 namanya diabadikan bagi mineral timah hitam di Tsumeb Mine, tambang timah legendaris di Namibia, bijih Plumbum (timah hitam) itu dinamai sidpietersite.

Sejak tahu 1977 Sid Pieters tidak pernah absen mengikuti pameran permata  di Tucson, USA, yang setelah kepergiannya diteruskan oleh istrinya Val dan tiga putri mereka, Shelly, Maurine dan Gail.

Sementara "House of Gems", workshop-nya di ibukota Windhoek tetap beroperasi sampai sekarang di bawah kepemilikian Herbert Naegele.

Kisah Penemuan Pietersite
Nah, kembali ke permata yang akan kita bincangkan. Sid Pieters sedang men-survey sebuah lahan perkebunan di Namibia, ia menemukan batu kecil yang terbungkus limestone/batu gamping.

Karena tidak tahu batu apa di dalamnya, dibawanyalah rough itu ke workshop-nya di Windhoek, dan ketika dibelah tampaklah batu kebiruan dengan urat-urat keemasan bercampur merah di dalamnnya.

Pietersite dengan corak dan warna-warninya yang mengagumkan.
Sid kemudian membuka tambang batu ini di lahan tersebut, namun ekplorasinya tidak berlangsung lama karena terjadi pencurian sehingga akhirnya ia terpaksa meninggalkan area itu.

Namun dalam waktu itu, Sid Pieters telah meregistrasikan penemuannya di Inggris dan pada tahun 1964 mineral ini dipublikasikan sebagai Pietersite. Nama yang diambil sebagai penghormatan Sid kepada ayahnya.

Kerabat Dekat Tiger's Eye dan Hawk's Eye
Pietersite masih kerabat Tiger's Eye dengan properti fisik yang mirip. Namun Pietersite Namibia terbentuk pada kondisi geologis yang berbeda dengan Tiger's Eye.

Tiger's Eye Afrika diduga terbentuk dalam pengisian retakan-retakan pada lempeng benua yang terkait dengan aktifitas tektonik.

Sementara Pietersite, merupakan Tiger's Eye, Hawk's Eye, Jasper dan amfibol (mineral berbentuk serabut) yang disatukan dan terikat dalam kristal Kalsedoni.

Material-material permata di atas sebelumnya terbentuk dalam proses fragmentasi larutan kristal dolomit dan dalam fase berikutnya dolomit digantikan oleh silika.

Batu dengan derajat kekerasannya 5 pada skala Mohs ini depositnya hanya terdapat di dua tempat, yaitu Namibia dan  China, tepatnya di provinsi Hunan.

Pietersite origin China, foto By R12347
Pietersite China ditemukan sekitar tahun 1993 dan dunia internasional mengenalnya pada tahun 1997. Warna-warninya sedikit berbeda namun tak kalah indah dengan Pietersite Namibia.

Batu menarik lainnya :

Si Hijau Sungai Dareh atau Idocrase

Kisah Batu Seribu Satu Malam

Warna-warni Batu Delima Grossular

Ini Dia Indukya Batu Permata !


1 komentar :